Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Langkah TNI-Polri-BIN Tangani Kasus Pilot Susi Air Patut Diapresiasi
Oleh : Opini
Minggu | 09-07-2023 | 13:04 WIB
A-PILOT-SUSI-AIR1.jpg Honda-Batam
Anggota kelompok separatis teroris (KST) Papua menawan pilot Susi Air Capt Philip Mark Mehrtens. (Foto: Net)

Oleh Pras Yauw Hehanussa

APRESIASI sangat tinggi patut diberikan kepada bagaimana tindakan yang dilakukan oleh seluruh aparat keamanan dari personel gabungan TNI, Polri dan BIN yang selama ini dengan penuh profesionalitas menjalankan misi dan menangani kasus yang berkaitan dengan KST Papua, yakni tidak terbawa ego dan terus mengedepankan humanisme serta membuka ruang dialog, komunikasi hingga negosiasi.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Republik Indonesia, Mahfud MD menyatakan bahwa sampai saat ini, seluruh daya upaya dari Pemerintah RI dan didukung dengan banyak pihak lainnya yang turut serta berperan dengan sangat aktif, khususnya untuk misi pembebasan pilot maskapai penerbangan Susi Air, Kapten Philips Mark Merhtens dari penyanderaan yang dilakukan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua memang terus berproses.

Pemerintah sendiri memang terus mengedepankan berbagai macam cara yang sangatlah humanis, menjunjung tinggi asas kemanusiaan, yakni terus berusaha untuk membuka adanya ruang dialog, komunikasi serta negosiasi dengan pihak gerombolan separatis di Bumi Cenderawasih pimpinan Egianus Kogoya itu.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa memang fokus utama yang menjadi sangat penting dalam menjalankan misi proses evakuasi hingga pembebasan seorang pilot pria berwarganegaraan Selandia Baru ini adalah terletak pada keselamatan dari Kapten Philips Mark Mehrtens sendiri.

Karena, tentunya akan menjadi percuma dan sia-sia apabila ternyata justru misi dan niat adanya pembebasan sang pilot, namun justru misalnya keselamatan dari sang pilot sendiri menjadi terancam karena memang kini dirinya sedang menjadi tawanan gerombolan separatis yang sama sekali tidak memiliki hati nurani dan kerap kali terus melancarkan serangkaian aksi mereka dengan penuh kejahatan, kekerasan, kebengisan dan kebiadaban.

Maka dari itu, untuk bisa benar-benar mengupayakan adanya keselamatan dari Philips Mark Mehrtens sendiri, tentunya seluruh jajaran aparat keamanan dari personel gabungan yang terdiri dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Badan Intelijen Negara (BIN) harus bisa terus bertindak dengan penuh profesionalitas dalam upaya misi pembebasan sandera tersebut.

Memang, seluruh aparat keamanan dari personel gabungan tersebut, khususnya mereka yang terlibat secara langsung dalam operasi misi penyelamatan Pilot Susi Air di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan bisa untuk lebih mengedepankan aspek kehati-hatian mereka dalam melakukan seluruh pengejaran terhadap KST Papua.

Aspek kehati-hatian dan profesionalitas agar bisa dijunjung dengan sangat tinggi ini merupakan hal yang sangat penting karena mengingat banyak diantara rakyat dan masyarakat sipil yang kemungkinan akan bisa menjadi korban, padahal mereka sama sekali tidak bersalah lantaran memang bagaimana sikap yang selama ini ditunjukkan oleh gerombolan separatis di Bumi Cenderawasih tersebut merupakan golongan orang yang sangat kejam dan sadis serta sama sekali tidak berprikemanusiaan.

Sehingga, bisa jadi bahwa mereka sama sekali tidak segan untuk menjadikan masyarakat sipil, bahkan terdiri dari anak-anak dan para perempuan di Bumi Cenderawasih sebagai tameng hidup mereka untuk kembali memberikan gertakan kepada pemerintah RI dan aparat keamanan di sana.

Daripada harus menerima adanya potensi akan bisa saja menambah jumlah korban yang sebenarnya sangat disayangkan dan tidak perlu terjadi sama sekali, terlebih dari kalangan masyarakat sipil sendiri, maka tentu berbagai macam kegiatan penyisiran yang dilakukan serta langkah hingga strategi yang dilakukan oleh aparat keamanan personel gabungan TNI, Polri dan BIN serta Pemerintah RI dan banyak pihak lain harus benar-benar dengan cermat dilaksanakan.

Jangan sampai justru adanya upaya misi penyelamatan pilot Susi Air tersebut malah akan menambah lagi dendam dan konflik di masa depan. Sehingga seluruh aksi penyisiran ataupun strategi yang dijalankan tersebut hendaknya harus memiliki target dan jelas serta sasaran yang jelas pula.

Bagaimana tidak, pasalnya, bahkan seluruh masyarakat orang asli Papua (OAP) di Bumi Cenderawasih sendiri sampai saat ini memang masih terus berharap agar wilayah mereka bisa kembali dalam keadaan dan situasi yang kondusif, aman serta damai. Mereka pun sebenarnya bukanlah sebuah masyarakat yang seperti banyak disangkakan orang lain atau digambarkan selama ini.

Justru masyarakat orang asli Papua (OAP) sendiri merupakan sebuah masyarakat yang sangat cinta akan kedamaian dan hidup dengan penuh rasa toleransi antar sesamanya. Namun citra baik itu selama ini rusak lantaran banyaknya pemberitaan dan isu negatif, khususnya yang berkaitan dengan gerakan KST Papua.

Untuk itu, kepada seluruh elemen, institusi dan lembaga negara yang bersangkutan, yang masih berkaitan dengan misi penyelamatan Pilot Susi Air untuk bisa meninggalkan ego mereka dan mampu untuk mengajak duduk secara bersama-sama seluruh pihak terkait guna bisa mencari solusi terbaik. Profesionalitas yang selama ini juga telah dilakukan oleh aparat keamanan dengan berbagai pendekatan yang humanis memang patut diberikan apresiasi yang sangat tinggi.*

Penulis adalah Mahasiswa Papua bermestautin di Kupang