Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tokoh Politik Kunci Wujudkan Pesta Demokrasi untuk Jaga Keutuhan NKRI
Oleh : Opini
Jumat | 23-06-2023 | 13:04 WIB
A-ilustrasi-PEMILU_jpg2153.jpg Honda-Batam
Ilustrasi Pemilu damai. (Foto: Ist)

Oleh Clara Diah Wulandari

TOKOH politik memiliki peranan yang sangat penting, karena mereka merupakan kunci untuk bisa mewujudkan dan mengawal secara bersama-sama pelaksanaan pesta demokrasi, yakni dalam Pemilu 2024 mendatang untuk bisa terus menjaga keutuhan NKRI dan tidak terjadi pecah belah antar masyarakat, sehingga kontestasi bisa berjalan dengan aman, damai dan kondusif.

Pesta Demokrasi melalui Pemilihan Umum (Pemilu) yang sudah diagendakan pada tahun 2024 mendatang merupakan salah satu kontestasi politik yang patut dijaga kebersamaannya. Tak hanya masyarakat dan aparat keamanan saja, melainkan kunci dari segala keutuhan tersebut justru terletak pada tokoh-tokoh politik, terutama mereka yang turut serta menjadi peserta.

Mengenai hal tersebut, melalui pertemuan kedua perwakilan partai yakni PDIP dan Demokrat yang dihadiri oleh Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), keduanya sepakat untuk menciptakan Pemilu 2024 yang damai dan membawa kegembiraan bagi seluruh kalangan.

Puan Maharani selaku ketua DPR RI sebagai salah satu perwakilan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengatakan saat ini kita harus sama-sama memahami bagaimana cara membangun bangsa yang tidak hanya soal politik praktis saja, melainkan juga penting untuk mengetahui bahwa dunia politik ini sangat dinamis.

Sehingga membutuhkan komunikasi yang intens antar partai politik. Disamping itu, dirinya juga menambahkan bahwa ada yang lebih penting yakni, soal kesepakatan kita bersama untuk menciptakan Pemilu tahun 2024 menjadi pesta rakyat yang damai dan menggembirakan, mempersatukan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menanggapi pertemuan kedua partai yang berseberangan namun harmonis ini, salah satu pengamat Ujang Komarudin selaku Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) mengatakan bahwa komunikasi politik yang terlihat dalam pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan bangsa untuk tidak bercerai-berai, harus bersatu dan tetap terjaga. Artinya bahwa, dengan adanya keakraban antar kedua elite partai politik itu jelas akan menciptakan situasi yang damai di Pemilu 2024 yang nantinya juga diikuti oleh para pendukung mereka.

Sementara itu, masih berkaitan dengan adanya agenda pertemuan yang terjadi Puan Maharani dengan AHY tersebut, Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto juga menjelaskan bahwa agenda tersebut adalah serangkaian dialog antar kedua tokoh dari perwakilan kedua partai politik (parpol) besar di Indonesia yang dilakukan secara konstruktif.

Tidak bisa dipungkiri bahwa adanya dialog konstruktif kedepannya juga akan sangat berguna dan memiliki dampak positif bagi keberlangsungan bangsa di masa yang akan datang, karena terbukti masih terbuka ruang komunikasi secara lebar antar dua partai yang sebenarnya memiliki perbedaan pandangan politik.

Hal itu juga mampu menjadi sebuah contoh yang bisa ditangkap oleh masyarakat, bahwa meski memiliki pandangan yang berbeda dalam menentukan pilihan politik mereka, hendaknya itu mampu ditangkap sebagai sesuatu yang sangat wajar terjadi, apalagi karena Indonesia sendiri juga merupakan sebuah negara yang menganut dan menjunjung tinggi adanya asas demokrasi, sehingga meski berbeda, seluruh pihak hendaknya harus tetap mampu menjaga kerukunan dan kebersamaan karena tujuannya adalah demi membangun bangsa.

Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya pun menjelaskan hal serupa, bahwa meski sejatinya antara PDI Perjuangan dengan Demokrat berbeda pandangan politik, namun nyatanya pertemuan antara Puan dengan AHY mampu menjadi fondasi kuat untuk bisa mencegah adanya perpecahan masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, Partai Amanat Nasional (PAN) juga turut menyuarakan pikiran terbukanya mengenai Pemilu 2024. Bersama dengan para santri, Gus Qodir selaku pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) sekaligus Dewan Pakar DPD PAN Kabupaten Probolinggo mengatakan bahwa para santri ini memiliki tanggungjawab yang besar, terutama yakni dalam menjaga keutuhan NKRI. Menurutnya, seluruh lapisan masyarakat wajib bersama-sama menjaga kemaslahatan bangsa dan negara, terutama menjelang Pemilu 2024.

Meskipun memang tahun politik mendatang banyak partai yang bersaing, namun hal tersebut dapat dijadikan sebagai persaingan yang sehat tanpa perlu bermusuhan atau bercerai-berai satu sama lain. Berbeda pendapat memang sudah hal yang wajar, perbedaan tersebut diharapkan tetap berpegang teguh kepada Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia.

Selain itu, dalam pemilu 2024 yang bersifat terbuka ini, banyak dinamika politik yang nantinya akan terjadi. Oleh sebab itu, Ketua DPC PDI Perjuangan Yogyakarta, Eko Suwanto mengingatkan agar masyarakat wajib mewaspadai beberapa ancaman yang mungkin saja terjadi dan berpotensi untuk memecah belah bangsa, salah satunya yaitu, berita-berita hoax atau palsu, hate speech, politisasi, sara, dan lain sebagainya yang memiliki konteks negatif. Demi menjaga keutuhan NKRI, dirinya juga berpesan bahwa saat ini memang berjuang menang, namun tak lupa juga untuk tetap mewujudkan pemilu yang bermartabat serta berbudaya.

Untuk bisa secara terus menjaga adanya keutuhan NKRI, maka sudah menjadi sangat wajar apabila para tokoh politik di Indonesia sendiri menjadi kunci utama, khususnya mereka merupakan teladan bagi masyarakat di Tanah Air untuk bisa mewujudkan dan mengawal pelaksanaan pesta demokrasi dengan aman, damai dan kondusif.

Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara