Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Reses DPRD Bintan

Muttaqin Galakkan Lele, Miskal Sambangi Pemulung
Oleh : hrj/dd
Kamis | 30-08-2012 | 15:49 WIB
Raja-Miskal-anggota-Komisi-.gif Honda-Batam
Raja Miskal, anggota DPRD Bintan.

TANJUNGUBAN, batamtoday - Ketua Komisi III DPRD Bintan Muttaqin Yasir menjaring aspirasi pembudidaya lele Kampung Telaga Biru, Kelurahan Gunung Lengkuas, Kecamatan Bintan Timur, Bintan pada Rabu (29/8/2012) kemarin.


Hal tersebut berkenaan dengan masa Reses Anggota DPRD Bintan, dimana para pembudidaya lele menyampaikan seringnya kolam lele kebanjiran sewaktu hujan karena Sungai Jati tidak mampu menampung debit air hujan yang berlebih.

"Pembudidaya lele berharap adanya perbaikan jembatan dan drainase Sungai Jati KM 18, supaya kolam lele mereka tidak kebanjiran," kata Muttaqin, belum lama ini.

Muttaqin akan melanjutkan resesnya ke Kecamatan Bintan Pesisir, terkait. Hal yang sama, untuk menjaring aspirasi para masyarakat nelayan dan petani.

Sementara itu, Raja Miskal, anggota DPRD lainnya memilih sambangi pemulung di Desa Teluk Sasah Kecamatan Serikuala Lobam. Para pemulung mengeluhkan tentang kesulitannya meningkatkan taraf kesehatan, minimnya fasilitas penerangan jalan dan susahnya mencari pekerjaan bagi anak-anak mereka.

"Para pemulung meminta perhatian dari pemerintah terkait fasilitas penerangan jalan, minimnya jaminan kesehatan. Mereka juga berharap terbukanya pekerjaan yang lebih luas untuk anak-anak mereka yang sudah tamat sekolah," ungkapnya.

Miskal juga mengajak para pemulung untuk dapat meningkatkan usahanya dengan cara membentuk kelompok usaha bersama (Kube) supaya dapat mengakses dana APBD untuk membuka usaha yang baru ataupun meningkatkan usaha yang sudah ada.

"Untuk ibu-ibu atau istri para pemulung juga perlu diberdayakan. Contohnya dengan beternak ayam kampung atau dengan usaha kerajinan tangan," harapnya Miskal.

Indra Setiawan anggota Komisi 3, kepada batamtoday di Tanjunguban, Kamis (30/8/2012) menjelaskan banyaknya reses yang dilakukan permasalahan yang kerap kali disampaikan oleh konsituennya ada dua hal, diantaranya masalah pelayan kesehatan dari rumah sakit yang dinilai tidak maksimal. Selain itu masalah pendidikan, seperti masalah pejualan buku dan lainnya.

"Dari beberapa kali reses memang yang paling menonjol dan selalu disampaikan adalah masalah pendidikan kesehatan, itu tentunya menjadi pekerjaan rumah," katanya.