Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Izin Gelper dari Dinas Pariwisata Batam Dinilai Sakti
Oleh : kli/dd
Kamis | 30-08-2012 | 13:39 WIB

BATAM, batamtoday - Tiga dari 14 izin yang dikeluarkan Dinas Pariwisata (Dispar) Batam tentang gelanggang permainan (gelper) di Batuaji dan Sagulung ternyata sangat sakti. Pasalnya, izin yang dikeluarkan tersebut merupakan izin Rekreasi Hiburan Anak dan Keluarga, namun pada kenyataan di lapangan, gelper tersebut terindikasi judi dan jarang dikunjungi anak-anak.


Data yang didapat batamtoday dari Dispar Batam, tiga gelper di Batuaji dan Sagulung yang mempunyai surat sakti tersebut yakni Mall Top 100 Tembesi, Aviari, dan Mitra Mall. Sementara satu lokasi yang sudah lama beroperasi tanpa surat sakti Disper Batam yakni di SP Plaza dan sama sekali tak pernah disentuh oleh aparat hukum.

Indikasi perjudian yang dilakukan dalam permainan gelper tersebut yakni para pemain pertama menukarkan uang dengan koin di bagian kasir. Selanjutnya, pemain dengan leluasa memainkan semua mesin permainan itu. Apabila sudah mendapat koin banyak, pemain dapat menukar kembali koin tersebut dengan uang.

"Biasa untuk satu koin itu kita beli dengan harga Rp1.000. Namun, dalam pembelian paket biasanya Rp50 ribu paling minim. Dengan uang Rp50 ribu kita mendapat koin sebanyak 60 keping," papar salah seorang pemain yang bernama Suandi di lokasi Mitra Mall dan hampir sama dengan penjelasan beberapa pemain di SP Plaza, Aviari dan Top100.

Memang, jumlah koin yang dibeli dan yang akan ditukar berbanding jauh. Misalnya, untuk mendapat uang Rp50 ribu, pemain harus menukarkan koin sebanyak 85 keping. Sementara saat awal beli hanya mendapat 60 keping saja.

Indikasi lain, sesama pemain tak diperbolehkan saling bertukar koin, penukaran koin hanya dapat dilakukan antara kasir dan pemain.

"Habis kita main, tak boleh nukar kaoin kepada pemain lain. Kita harus tukar ke kasir," ujarnya.

Saking saktinya izin yang dikeluarkan oleh Dispar Batam ini, permainan gelper ini sudah dilakukan secara terang benderang. Sehingga, aparat terkesan sungkan untuk melakukan razia.

"Kalau dirazia sudah dari kemari-kemarin tutup, tapi mungkin tak dirazia karena sudah punya izin," tambah pria berkepala plontos itu.

Sesuai dengan nama izin yang dikeluarkan Dispar Batam tersebut, berbanding terbalik dengan kenyataannya. Pasalnya di setiap lokasi gelper hal yang paling susah ditemui anak-anak. Yang nampak bermain para orang-orang dewasa saja dan bahkan dimainkan berjam-jam hingga berhari hari.

"Mana ada anak-anak di dalam, yang main dewasa semua," tutupnya.