Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perjuangan Ujang dan Keluarga Lestarikan Penyu di Pulau Nangka Tambelan
Oleh : Harjo
Kamis | 04-05-2023 | 09:44 WIB
harjo_penyu_b.jpg Honda-Batam
Wartawan BATAMTODAY.COM, Harjo W saat menyaksikan momen penyu jenis sisik bertelur di Pantai Pulau Nangka Tambelan, Bintan (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Efendi alias Ujang (53) warga Kecamatan Tambelan, sudah sekitar 18 tahun lalu mengandikan dirinya, menjaga Pulau Nangka yang masuk dalam bagian Kecamatan Tambelan, yang juga wilayah terjauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Bintan.

Ujang adalah seorang penjaga Pulau Nangka yang diketahui masyarakat, salah satu pulau yang sering di kunjungi oleh penyu untuk bertelur.

Ia menjadikan salah satu tempat sandaran hidupnya dan keluarga, bagaimana tidak sudah selama sekitar 18 tahun, dari hasil menjaga pulau inilah dia menghidupi keluarganya.

"Selama itu pula, saya jauh dari hiruk pikuk keramaian kota bahkan setingkat desa atau kecamatan sekali pun. Waktu lebih banyak dihabiskan yang terkesan menyendiri di pulau ini," ungkap Ujang panggilan akrabnya.

Ujang yang mengaku keturunan dari bapak suku Maumere Plores dan ibu seorang Melayu ini, sudah terlahir di Kecamatan Tambelan. Tentunya sudah paham betul, kapan waktunya Hewan Penyu akan datang untuk bertelur.

"Biasanya Penyu selalu datang ramai dan bertelor, mulai setiap bulan Mei, Juni dan Juli, Agustus hingga September setiap.tahunnya. Kalau bulan lain ada, namun tidak sebanyak di bulan tersebut," terangnya.

Sebuah momentum kapan saatnya, hewan Penyu yang memiliki beberapa jenis ini, datang ke pasir pantai, hingga bertelor dan kembali ke laut kembali tentu hal yang menarik, karena momentum tersebut jelas langka. Termasuk proses perjuangan seekor induk penyu dalam berkembang biak, tentu hal yang unik dan sebuah ilmu pengetahuan baru.

Harjo W, BATAMTODAY.COM berkesempatan berkunjung di Pulau Nangka, Kecamatan Tambelan, Bintan, Senin (1/5/2023) malam.

Harjo juga mendapatkan kesempatan, menyaksikan langsung proses dan perjuangan penyu bertelur, hingga perkembang biaknya hewan yang dilindungi tersebut.

Ujang yang menceritakan sekaligus bersama-sama menyaksikan proses langka bertelornya Penyu tersebut, mengatakan selain kapan dan dimana saja lokasi Penyu di pulau tersebut, memang jarang diabadikan orang.

Karena momentum tersebut, harus pada waktu yang tepat, karena biasanya hanya mengetahui ada tanda tertentu saja bahwa ada Penyu yang bertelor di pasir sekitar pantai tersebut.

"Kali ini adalah waktu yang sangat tepat, karena kita mendapatkan kesempatan, menyaksikan seekor mulai Penyu datang, proses bertelor hingga bagaimana cara induk penyu melindungi telornya dari pemangsanya," paparnya.

Dikatakan, sebuah keberuntungan melihat prosesnya dari awal secara langsung. Dimana saat penyu jenis sisik ini datang dari laut langsung menuju ke pantai, ke pasir pantai induk penyu langsung membuat lubang, sepanjutnya proses bertelor yang jumlahnya hingga ratusan telor, yang memakan waktu terbilang cukup lama, bisa hingga satu jam. Belum lagi ditambah dengan pola menutup lubang tempat telor, untuk mengelabui pemangsanya.

Induk penyu ternyata menutup telor yang audah ada di dalam lubang di pasir tepi pantai tersebut, tidak hanya sembarang menutupnya saja. Namun saat menutup induk Penyu sangat pandai untuk mengecoh para pemangsa telornya, terutama seperti hewan Biawak dan lainnya. Induk penyu menutup lubang yang sudah berisi telonya tersebut, kalau tidak disaksikan langsung memang sulit untuk di tebak, apa lagi ke dalam telur dari bagian atas pasir mencapaii sekitar 30 cm.

"Kalau kita tidak melihat langsung, tentu akan terkecoh. Walau pun saat Penyu bertelor, bisa melihatnya langsung induk Penyu tidak akan lari hingga proses bertelur selesai," urainya.

Ujang berbicara untuk pelestarian hewan Penyu, menurutnya tanpa adanya perlindungan khusus tentunya pengembangan sulit dilakukan. Pasalnya, usai bertelor, Penyu meninggalkannya begitu saja.

Tentunya, banyak berbagai macam binatang lainnya yang akan memangsanya. Selanjutnya ratusan telur berhasil menetas, perjuangan anak Penyu mulai dari pantai hingga kelaut, juga sangat berat karena lebih banyak pemangsanya di laut, baik jenis ikan dan lainnya yang ada dilaut.

"Bisa jadi dari ratusan yang menetas hanya bebrapa ekor yang berhasil hingga besar dan akan kembali untuk bertelor di pantai tempat Penyu ditetaskan. Dia akan kembali ke pantai dimana dia ditetaskan, karena insting hewan ini sangat tajam," katanya.

Kalau sejauh ini, untuk melestarikannya, Ujang saat mengetahui Penyu bertelor dan saat ditinggal langsung diamankan menggunakan drum.di lokasi tersebut hingga telor menetas.

Dari sini tentunya, karena hewan laut ink dilindungi tentunya butuh perhatian khusus, agar hewan ini bisa semakin terlindungi dan bisa terus berkembang biak.

Momentum seperti ini, sangat langka tentunya, karena di sejumlah Pulau di Tambelan masih banyak, bukan tidak mungkin hal ini menjadi salahsatu objek wisata yang unik, baik wisatawan lokal dan mancanegara.

Hanya tinggal bagaimana memoles atau mengemasnya dalam aebuah paket wisata. Mengingat sebuah permasalahan yang ada di Kecamatan Tambelan, masih terbatasnya komunikasi dan transportasi.

Dari sisi lain, apa bila nantinya pariwisata ini dikelola dengan baik, maka secara otomatis ini akan meningkatkan ekonomi masyarakatnya.

Kalau selama ini, seperti pulau ini hanya seorang Ujang yang bisa menikmati hasilnya, namun apa bila dikelola lebih jelas warga bisa merasalan manfaatnya akan lebih banyak dan besar. Sesuai dengan harapan pemerintah, agar masyarakat bisa hidup lebih berkembang maju dan sejahtera.

Editor: Surya