Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Resesi Seks Kian Mendekat, Sudah Sampai Singapura
Oleh : Redaksi
Kamis | 27-04-2023 | 08:36 WIB
AR-2023-340-Krisis-Seks.jpg Honda-Batam
Ilustrasi krisis seks. (Foto: Net)

BATAMTODAY.COM, Singapura - Resesi seks sudah makin dekat ke Indonesia. Salah satu negara tetangga RI, Singapura membukukan tingkat fertilitas yang paling rendah sepanjang sejarah.

Tingkat fertilitas berbeda dengan angka kelahiran. Definisi dari tingkat fertilitas adalah jumlah anak yang dimiliki oleh tiap penduduk perempuan di satu wilayah.

Cara menghitung tingkat fertlitas adalah dengan membagi jumlah kelahiran dengan jumlah populasi perempuan di sebuah wilayah.

Di Singapura, tingkat fertilitas jatuh ke angka terendah sepanjang sejarah. Tingkat fertilitas Singapura sepanjang 2022 adalah 1,05. Angka ini lebih rendah dari rekor terendah sebelumnya yaitu 1,1 pada 2020.

"Salah satu penyebabnya adalah tahun Macan di kalender imlek, yang secara umum diasosiasikan dengan rendahnya tingkat kelahiran di antara (etnis) Tionghoa," kata Menteri di Kantor Perdana Menteri Singapura, Indranee Rajah seperti dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (24/2/2023).

Indranee menjelaskan, tingkat fertilitas Singapura sudah bertahun-tahun merosot, seperti negara maju lainnya. Tingkat fertilitas Singapura selalu berada di bawah 1,2 sejak 2017.

Negara dengan tingkat fertilitas terendah saat ini adalah Korea Selatan, yaitu 0,78.

Indranee mengatakan, makin banyak penduduk Singapura menikah di usia lebih tua. Selain itu, pasangan yang sudah menikah juga makin banyak yang memutuskan untuk menunda memiliki anak atau memiliki anak lebih sedikit.

Ekspektasi hidup penduduk Singapura kini mencapai 83 tahun, dibanding 72 tahun pada 1980. Sekitar 1 dari 4 penduduk Singapura akan berusia 65 tahun atau lebih tua pada 2030.

Pada 2010, yang juga merupakan tahun Macan, tingkat fertilitas total adalah 1,15. Angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya dan tahun setelahnya.

Perubahan situasi masyarakat ini, menurut Indranee, bakal mempersulit upaya Singapura untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi.

Sumber: CNBC Indonesia
Editor: Dardani