Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Anggota DPR Bantah Pernyataan Presiden SBY
Oleh : dd/inl
Selasa | 28-08-2012 | 16:00 WIB
TB_Hasanuddin2.jpg Honda-Batam
TB Hasanuddin.

JAKARTA, batamtoday - Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) TB Hasanuddin menanggapi pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menilai intelijen kurang bekerja maksimal dalam kasus kerusuhan yang terjadi di Sampang, Madura.


Menurutnya, intelijen di era reformasi tidak sama dengan intel di zaman Orde Baru. Di era Orba intelijen juga sebagai eksekutor yang melakukan tindakan atau kegiatan operasional yang boleh melakukan apapun. Sementara di era demokrasi intelijen terbatas mencari, mengumpulkan, menganalisa dan menyimpulkan informasi.

"Setelah intel menghimpun informasi tersebut, maka kesimpulannya diberikan kepada para eksekutor. Di mana pada level daerah adalah Gubernur, Bupati, Walikota, Kapolres, Dandim dan lain-lain untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan yang tepat," kata TB di Jakarta, Selasa (28/8/2012).

Menurutnya, dalam kasus yang terjadi di Sampang, ada tiga kemungkinan yang terjadi. Pertama barangkali intelijen sudah bekerja dengan profesional dan kemudian menyampaikannya kepada eksekutor, tetapi eksekutor tidak merespon dan tidak menindak lanjuti hasil temuan tersebut.

Kemungkinan kedua adalah aparat intelijen bekerja tidak optimal karena lemahnya kemampuan dalam mengumpulkan dan menganalisa data sehingga sarannya keliru. Dan eksekutor pun keliru dalam membuat keputusan. "Ketiga, bisa jadi tidak adanya koordinasi antara aparat intel dengan pemerintah sehingga mereka berjalan sendiri-sendiri," lanjutnya.

Ia menyarankan, dalam kasus ini, pemerintah lebih baik membentuk tim khusus sehinggga persoalan bisa diselesaikan lebih baik. "Sebaiknya pemerintah segera membentuk tim evaluasi dari kasus ini untuk dijadikan perbaikan dalam menangani konflik-konflik yang akan datang," katanya.

Kehadiran para menteri di Sampang untuk meninjau lokasi kerusuhan adalah langkah bagus. Puluhan rumah dibakar, dua warga tewas dan puluhan warga lainnya luka-luka. "Saya mengapresiasi Presiden SBY dengan menurunkan menteri-menterinya ke Sampang. Tapi SBY pun diminta lebih serius menangani konflik-konflik yang terjadi di daerah lainnya jangan hanya di Sampang," pintanya.