Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sejak Maret 2012, Korban Kebakaran Kampung Sekera Belum Dapat Bantuan
Oleh : hrj/dd
Senin | 27-08-2012 | 15:29 WIB
kebakaran-uban.gif Honda-Batam
Camat Bintan Utara Zulfah menunjukkan dokumen yang sebagian terbakar maret 2012 lalu.

TANJUNGUBAN, batamtoday – Sumiati, korban musibah kebakaran di Kampung Sekera, Kecamatan Bintan Utara pada Maret 2012 lalu sampai saat ini belum mendapatkan bantuan dari pemerintah.

 
"Kalau ditanya sudah dibantu oleh Pemerintah, sampai sekarang sedikitpun belum ada. Walaupun Dinsos sudah sempat turun dan cek kondisi rumah yang terbakar,” ujar Sumiati, belum lama ini kepada batamtoday.

Dikatakan, walau pun pihak pemerintah belum memberikan bantuan sejuah ini, keluarga korban ekbakaran sudah mulai membangun, karena dapat bantuan dari PT Bintan Resot Cakrawala (BRC) dan bantuan dari warga yang secara sukarela melakukan gotong royong. 

"Sejak rumah terbakar, kami memang hanya tidur di dapur rumah, karena hanya dapur yang tersisi akibat kebakaran lalu,” keluhnya.

Sementara itu, Kamariah selaku mantan ketua RW Kampung Sekera, Tanjunguban Utara, sangat menyesalkan apa yang terjadi dengan warga tersebut. Apalagi pihak keluarga korban sempat dimarahi oleh Camat Bintan Utara Dahlia Zulfa, karena keluarga ada melaporkan perihal belum sampainya bantuan tersebut kepada Sekda Bintan Lamidi. 

“Kita sangat kecewa dengan ibu camat, karena keluarga ada yang memberitahu Sekda, camat langsung datang marah-marah dan meminta kalau ada permasalahan jangan langsung main lapor ke kabupaten,” ungkap Kamariah.

Dikatakan Kamariah, apa yang dikatakan oleh camat memang benar, jangan terlalu cepat melapor ke kabupaten. Namun, katanya, kalau permasalahan yang disempaikan mendapatkan respon. “Tetapi kalau yang terjadi sebaliknya, tentu masyarakat tidak merasa puas. Sudah jelas mereka akan menyampaikan kepada yang mereka percayai,” imbuhnya.

Lebih jauh kamariah mengatakan, terkait musibah kebakaran yang menimpa keluarga Sumiati, sebelumnya sudah diurus sesuai dengan prosedur yang ada. Tapi nyatanya, permasalahan bantuan hingga saat ini belum juga ada realisasinya.

Tak hanya itu Kamariah juga menyoroti masalah bantuan yang turun disekitar Kampungnya, seperti bantuan Rumah tidak Layak Huni (RTLH), justru bayak yang tidak tepat sasaran. 

“Orang yang seharusnya mendapatkan justru banyak yang tidka dapat bantuan tersebut. Sementara seperti ketua RT yang rumahnya sudah layak, justru mendapatkan bantuan. Apakah seperti itu yang dinamakan mengikuti prosedur,” tegasnya.