Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Orang Tua Siswa SMA di Sagulung Tolak Pungutan Uang Perpisahan Rp 500 Ribu
Oleh : Irwan
Jum\'at | 24-03-2023 | 14:56 WIB
stop_pungli_ilustrasi.jpg Honda-Batam
Ilustrasi (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Orang tua siswa dari sejumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Sagulung keberatan dengan pungutan uang perpisahan siswa kelas 12 sebesar Rp500 ribu.

Pungutan yang sudah berjalan ini hendaknya dipertimbangkan kembali karena memang memberatkan bagi sebagian orang tua yang situasi ekonomi keluarga belum begitu baik.

Keluhan ini disampaikan langsung oleh sejumlah orang tua siswa. Mereka tak berani komplain ke sekolah karena takut urusan sekolah anak mereka dipersulit.

"Berat pak, karena urusan keuangan sekolah anak ini bukan hanya uang perpisahan itu saja. Belum lagi persiapan anak mau lanjut kuliah. Ini tolong dipertimbangkan lagi," ujar Ay, orangtua siswa kelas 12 SMAN 19 Batam di Sagulung.

Menurut orang tua siswa tersebut, pungutan uang perpisahan yang sudah berjalan ini juga tidak melibatkan mereka sebagai orang tua. Artinya tidak ada pembahasan bersama komite sebelum diberlakukan pungutan tersebut.

Pungutan ini kesannya dilaksanakan sepihak oleh pihak sekolah. Rincian penggunaan uang tersebut juga tidak disampaikan.

"Jadi tak tahu kami orangtua acaranya seperti apa dan dimana. Kalaupun memang mau pungut seperti ini setidaknya beritahu rencananya seperti apa. Orangtua berhak tahu karena memang nanti anak minta dari kami orangtua uang itu," ujar DS, orangtua siswa lainnya.

Demikian juga dengan orangtua siswa SMAN 5 Batam, juga banyak yang komplain dengan pungutan uang perpisahan yang besarannya juga sama Rp 500 ribu. Orangtua merasa tak dilibatkan dengan pungutan tersebut sehingga keberatan.

"Sudah berjalan pungutan itu. Tak ada komite kami. Tiba-tiba anak minta uang perpisahan Rp500 ribu," kata JS, orangtua siswa kelas 12 SMAN 5 Batam.

Sementara Kepala SMAN 19 Yeni Liza, sekolah yang diduga melakukan pungli uang perpisahan, membantah pungutan tersebut.

"Tidak benar itu pak. Kami tidak ada lakukan pungutan uang perpisahan," kata Yeni saat dihubungi melalui pesan WhatsAPP.

Sementara Kepala Cabang Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Kepri di Batam Noor Muhammad mengakui telah menerima keluhan tersebut dan dia sudah mengecek ke lapangan.

Dia menjelaskan kalau pungutan uang perpisahan tersebut sudah diketahui oleh komite sekolah.

"Saya sudah cek. Di SMAN 5 misalkan, itu malah siswanya yang mengusulkan sendiri. Sekolah sampaikan ke komite usulan tersebut dan disetujui," ujar Noor Muhammad.

Namun demikian Noor tetap memberikan himbauan kepada semua sekolah yang ada untuk melibatkan komite dan Orangtua siswa terkait pungutan apapun di sekolah.

"Itu sudah prosedurnya. Libatkan orangtua siswa dan komite kalau memang itu diperlukan," ujarnya.

Editor: Surya