Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Neraca Perdagangan Indonesia pada Februari 2023 Catatkan Surplus USD 5,48 Miliar
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 17-03-2023 | 12:12 WIB
Neraca-Perdagangan-Surplus.jpg Honda-Batam
Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kinerja perdagangan terus menunjukkan grafik yang menggembirakan. Neraca perdagangan pada Februari 2023 mencatatkan surplus sebesar USD 5,48 miliar. Surplus perdagangan bulan Februari 2023 ini melanjutkan tren surplus secara beruntun sejak bulan Mei tahun 2020.

Surplus perdagangan bulan Februari 2023, terdiri atas surplus neraca nonmigas sebesar USD 6,70 miliar dan defisit neraca migas sebesar USD 1,22 miliar. Yang menarik, ekspor nonmigas ke kawasan emerging market tumbuh signifikan. Surplus pada Februari 2023 berasal dari surplus perdagangan dengan Tiongkok dengan nilai mencapai USD 1,17 miliar, Amerika Serikat (USD 1,12 miliar), dan India (USD 0,96 miliar).

"Surplus perdagangan bilateral Indonesia dengan Tiongkok selama Januari - Februari 2023 merupakan hal yang positif. Selama dekade terakhir, Tiongkok menjadi salah satu penyumbang defisit neraca perdagangan terbesar Indonesia. Namun demikian, selama lima tahun terakhir, defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok terus mengalami penurunan sejalan dengan peningkatan ekspor yang cukup signifikan yakni 27,5 persen per tahun. Pada Januari - Februari 2023 ini, neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok mengalami surplus sebesar USD 1,06 miliar," ungkap Mendag Zulkifli Hasan, dalam siaran pers Kemendag, Kamis (16/3/2023).

Selain mengalami surplus neraca perdagangan, ekspor ke Tiongkok pada periode Januari - Februari 2023 juga meningkat signifikan sebesar 42,02 persen (YoY). Produk utama penyumbang surplus perdagangan dengan Tiongkok adalah besi dan baja (HS 72), bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15), dan nikel dan barang daripadanya (HS 75) dengan total surplus mencapai USD 6,69 miliar.

Secara kumulatif, pada periode Januari - Februari 2023 surplus perdagangan Indonesia mencapai USD 9,36 miliar, naik hampir dua kali lipat dibandingkan surplus Januari - Februari 2022 (YoY) yang sebesar USD 4,80 miliar. Surplus perdagangan Januari - Februari 2023 ini terdiri atas surplus nonmigas sebesar USD 12,00 miliar serta defisit migas sebesar USD 2,64 miliar.

Kinerja Ekspor Februari 2023 Masih Meningkat Dibandingkan Tahun Lalu

Nilai total ekspor Indonesia di bulan Februari 2023 mencapai USD 21,40 miliar, turun 4,15 persen dibanding bulan lalu (MoM). Penurunan nilai tersebut disebabkan oleh melemahnya ekspor migas sebesar 20,26 persen dan nonmigas sebesar 3,00 persen.

Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, salah satu faktor penyebab turunnya nilai ekspor pada Februari 2023 adalah penurunan harga komoditas dunia seperti batu bara turun 34,75 persen, karet turun 0,74 persen, dan nikel turun 5,20 persen (MoM), walaupun secara rata-rata volume ekspor komoditas tersebut pada Februari 2023 tetap meningkat. Secara total, volume ekspor pada Februari 2023 masih meningkat sebesar 3,42 persen MoM.

Ini menunjukkan dari sisi pasokan, kinerja perdagangan Indonesia masih cukup baik. "Walaupun mengalami penurunan secara bulanan, ekspor Indonesia bulan Februari 2023 masih meningkat 4,51 persen dibandingkan tahun lalu," tegas Mendag Zulkifli Hasan.

Penurunan nilai ekspor nonmigas bulan Februari 2023 terjadi karena adanya pelemahan pada seluruh sektor. Pada bulan Februari ini, ekspor sektor pertambangan turun sebesar 9,46 persen; ekspor sektor industri pengolahan turun sebesar 0,86 persen; dan ekspor sektor pertanian melemah sebesar 9,62 persen MoM.

Produk ekspor nonmigas yang mengalami penurunan nilai terbesar pada Februari 2023 antara lain logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) turun 30,07 persen; bijih, terak, dan abu logam (HS 26) turun 29,86 persen; tembaga dan barang daripadanya (HS 74) turun 22,92 persen; alas kaki (HS 64) turun 13,78 persen; serta mesin dan peralatan mekanis (HS 84) turun 11,93 persen (MoM).

Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, di tengah pelemahan ekspor bulan Februari 2023, terdapat beberapa produk utama ekspor nonmigas yang masih mengalami peningkatan cukup signifikan di antaranya kapal dan struktur terapung (HS 89) yang naik 29,64 persen; mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85) naik 10,93 persen; bahan kimia anorganik (HS 28) naik 8,04 persen, dan olahan dari tepung (HS 19) naik 5,53 persen; serta lemak dan minyak hewani/nabati naik 4,50 persen (MoM).

Ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa negara utama pada Februari 2023 masih meningkat, antara lain ekspor nonmigas ke Bangladesh naik 109,86 persen; Mesir naik 83,42 persen; Myanmar naik 59,69 persen; Taiwan naik 29,28 persen; dan India naik 19,05 persen (MoM). Kenaikan ekspor ke Bangladesh dan Mesir didorong utamanya oleh kenaikan ekspor lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15). Ekspor lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) ke Bangladesh melonjak 324,17 persen sedangkan ke Mesir naik 144,68 persen (MoM).

Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan, ekspor nonmigas Indonesia ke kawasan emerging market dan developing economies mengalami pertumbuhan yang signifikan. "Pada Februari 2023, ekspor nonmigas ke beberapa kawasan Afrika menguat. Peningkatan signifikan ekspor nonmigas Indonesia pada Februari 2023 terjadi di kawasan Afrika Timur yang naik 77,91 persen, Afrika Utara naik 33,74 persen, dan Asia Selatan naik 20,40 persen (MoM)," imbuhnya.

Secara kumulatif, total ekspor selama periode Januari--Februari 2023 tercatat mencapai USD 43,72 miliar, meningkat 10,28 persen dibanding periode tahun sebelumnya (YoY). Peningkatan ekspor tersebut ditopang oleh penguatan ekspor sektor nonmigas yang naik 8,73 persen YoY menjadi USD 41,05 miliar dan ekspor sektor migas yang naik 41,05 persen (YoY) menjadi sebesar USD 2,67 miliar.

Impor Bulan Februari 2023 Melemah

Nilai impor Indonesia bulan Februari 2023 tercatat sebesar USD 15,92 miliar, melemah sebesar 13,68 persen dibanding bulan Januari 2023 (MoM) dan turun 4,32 persen dibandingkan bulan Februari 2022 (YoY). "Melemahnya kinerja impor Indonesia pada bulan Februari 2023 didorong oleh baik penurunan impor migas sebesar 17,19 persen MoM dan penurunan impor nonmigas sebesar 13,03 persen MoM," jelas Mendag Zulkifli Hasan.

Ditinjau dari golongan penggunaan barang, penurunan impor Indonesia bulan Februari ini terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang. Pada Februari 2023, impor barang kosumsi turun sebesar 14,54 persen, bahan baku/penolong turun 15,09 persen, dan barang modal turun 6,64 persen (MoM).

Penurunan impor ini perlu dicermati lebih lanjut antara lain kaitannya dengan adanya pelemahan aktivitas manufaktur Indonesia yang tercermin dari turunnya Purchasing Managers' Index (PMI) Pada Januari 2023 berada pada angka 51,3; sedangkan pada Februari 2023 menjadi 51,2.

Beberapa produk utama impor nonmigas yang mengalami penurunan terdalam pada Februari 2023 ini, antara lain filamen buatan (HS 54) turun 42,03 persen; biji dan buah mengandung minyak (HS 12) turun 30,03 persen; pupuk (HS 31) turun 28,65 persen; bahan bakar mineral (HS 27) turun 25,69 persen; serta bahan kimia anorganik (HS 28) turun 24,65 persen MoM.

Berdasarkan negara asalnya, impor nonmigas Indonesia didominasi dari Tiongkok, Jepang, dan Thailand dengan total pangsa 46,95 persen dari total impor nonmigas bulan Februari 2023. Negara asal impor dengan penurunan impor nonmigas terbesar pada Februari 2023 adalah Prancis yang turun 41,86 persen; diikuti Jerman turun 39,99 persen; Argentina turun 36,19 persen; Rusia turun 32,60 persen; dan Belanda turun 25,70 persen (MoM).

Mendag Zulkifli Hasan juga menyampaikan, secara kumulatif total impor periode Januari - Februari 2023 mencapai USD 34,36 miliar atau turun 1,40 persen dibandingkan Januari - Februari 2022 (YoY). Penurunan impor tersebut dipicu oleh menurunnya impor migas sebesar 2,25 persen sementara impor nonmigas naik sebesar 3,53 persen (YoY).

Editor: Gokli