Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Selamatkan Demokrasi, SRMI Desak KPU Diaudit dan Buka Data Sipol
Oleh : Redaksi
Rabu | 18-01-2023 | 17:08 WIB
Demo-SRMI1.jpg Honda-Batam
Serikat Rakyat Mandiri Indonesia (SRMI) unjuk rasa di depan Kantor KPU RI di Jakarta. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Dewan Pimpinan Nasional Serikat Rakyat Mandiri Indonesia (DPN SRMI) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) di jalan Imam Bonjol No. 29 Menteng Jakarta Pusat, Rabu (18/1/2023).

Sekretaris Jenderal DPN SRMI, Hermawan mengungkapkan, kedatangan mereka ke Kantor KPU itu membawa tuntutan agar demokrasi di Indonesia segera diselamatkan. Pemilihan umum yang menjadi bagian tak terpisahkan dari demokrasi tidak dijalankan secara transparan, jujur dan adil.

Menurut dia, proses penyelenggaraan pemilu mengalami cukup banyak persoalan. Dari tahapan awal, proses verifikasi partai politik diduga KPU sudah melakukan kecurangan dengan memanipulasi data.

"Beberapa parpol yang data keanggotaannya TMS (tidak memenuhi syarat) di tingkatan kabupaten/kota berubah saat rekapitulasi di tingkatan atas," ujar dalam orasinya.

Sebaliknya, lanjut Hermawan, terdapat parpol yang menjadi representasi rakyat biasa kebanyakan justru dijegal lantaran berpotensi mengganggu _status quo_. KPU yanga seharusnya nonpartisan hanya menjadi alat kekuasaan bagi kepentingan elit tertentu.

"Dugaan kecurangan oleh KPU itu tentu saja berbahaya bagi perjalanan demokrasi kita ke depan," imbuhnya.

Hermawan juga mendesak agar KPU segera diaudit dan membuka data seluruh partai politik di dalam Sistem Informasi partai Politik (SIPOL) kepada rakyat seluas-luasnya.

"Biarkan rakyat melihat dan menilai sendiri mana parpol yang seharusnya lolos dan layak dipilih," tukasnya.

Hermawan menegaskan, jika terbukti ada pelanggaran dan manipulasi dalam tahap verifikasi parpol, ia meminta agar tahapan proses pemilu dihentikan sementara sampai ada proses penyelesaian lebih lanjut.

"Kita tak mungkin mempercayakan proses pemilu pada penyelenggara yang tidak jujur dan berbuat curang. Ini akan mengancam demokrasi," tutupnya.

Editor: Yudha