Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Peredaran Daging Ilegal Makin Rawan Seusai Lebaran
Oleh : ocep
Rabu | 15-08-2012 | 14:07 WIB
pedagang_daging.jpg Honda-Batam
Ilustrasi pedagang daging.

BATAM, batamtoday - Peredaran daging ilegal di Kota Batam diperkirakan semakin banyak terjadi sekitar dua minggu seusai lebaran, begitu juga dengan fluktuasi harga bahan-bahan pokok.


Ahmad Hijazi, Kepala Disperindag dan ESDM Kota Batam mengungkapkan, belajar dari pengalaman selama ini peredaran daging iegal dan fluktuasi harga bahan-bahan pokok di Kota Batam sebenarnya lebih krusial terjadi paska lebaran.

"Sekitar dua minggu habis lebaran sering terjadi kondisi rawan terhadap peningkatan peredaran daging ilegal dan stabilitas harga bahan pokok," ujarnya, Rabu (15/8/2012).

Pasalnya, beberapa hari sebelum Lebaran dan seminggu setelahnya, berbagai pihak dan para pekerja yang berkaitan dengan pasokan daging dan bahan pokok ke Batam tidak melakukan kegiatannya.

Otomatis suplai daging dan bahan pokok menjadi terhambat dan memperlemah ketersediaan stok di gudang-gudang penyimpanan.

Untuk komoditas daging segar, ketersediannya berpeluang digantikan oleh daging-daging beku termasuk daging ilegal dari Brazil, apakah itu daging ayam maupun daging sapi.

Apalagi masyarakat banyak tidak mengenal dengan baik ciri-ciri daging ilegal dibandingkan daging resmi yang dipasok dari Selandia Baru.

Tanda-tandanya sudah terbukti dengan ditemukannya daging ilegal di Pasar Avava dan Pasar Mitra Raya oleh Tim Pengawas Bahan Pangan yang dipimpin Sri yuneli, Kabid Peternakan Dinas Kelautan Pertanian Peternakan dan Kelautan, kemarin.

Tim ini menemukan dan menyita 122 kilogram daging ilegal asal Brazil berupa daging ayam beku, babat dan paru yang diperkirakan masuk ke Batam sebelum bulan puasa.

"Jadi yang perlu lebih dipikirkan itu dua minggu setelah lebaran," sambung Hijazi.

Kerawanan juga diperkirakan berlaku terhadap stabilitas harga bahan-bahan pokok, terutama komoditas-komoditas yang tidak tahan lama.

Para distributor bisa menyimpannya selama dua minggu atau seminggu sebelum dan sesudah Lebaran, namun setelah itu, selain komoditas tersebut tidak lagi berkualitas baik jika masih disimpan, bakal juga terjadi kekosogan stok karena tidak ada suplai selama libur.

Kondisi itu berkemungkinan besar akan memengaruhi harga akibat mininimnya ketersediaan komoditas di pasar.

"Sampai Lebaran dan seminggu setelah Lebaran harga-harga bahan pokok saya perkirakan relatif stabil, tetapi kembali lagi, dua minggu setelahnya itu yang rawan," jelas Hijazi.

Selain karena tidak adanya pasokan, peningkatan harga yang berkemungkinan terjadi juga akibat melonjaknya permintaan dari masyarakat yang biasanya bertambah seiring arus balik mudik lebaran.

Dimana banyak masyarakat yang mudik membawa serta sanak familinya ke Batam baik untuk bekerja maupun tujuan lainnya.

Lebih jauh dikatakannya, dari hasil inspeksi di sejumlah pasar, Disperindag mencatat harga daging sapi segar masih di harga Rp100 ribu per kg, tetapi untuk daging beku hanya berkisar Rp56 ribu, sedangkan ayam segar sudah kembali ke harga normal Rp26-28 ribu per kg.

Menurutnya, harga ayam sudah kembali ke harga sebelum kenaikan menjelang puasa karena peternak ayam di Batam memiliki stok yang memadai sampai Lebaran didukung cuaca yang stabil.

Disperindag, katanya, sudah mendatangi beberapa pedagang ayam dan diketahui bahwa harga yang mereka tawarkan rata-rata hampir sama dan kalau pun terjadi disparitas harga hanya sekitar Rp500 per kg dimana kisaran harga itu juga diperkirakan akan stabil hingga Lebaran.