Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

IDM Menilai Testimoni Antasari Bisa Buka Tabir Skandal Bank Century
Oleh : surya
Minggu | 12-08-2012 | 07:39 WIB
fahmi.jpg Honda-Batam

Direktur Eksekutif Indonesia Dvelopment Monitoring Fahmi Hafel

JAKARTA, batamtoday - Indonesia Development Monitoring menilai testimoni Antasari Azhar tentang bailout Bank Century diharapkan dapat membuka tabir baru pengusutan skandal Century.



Sebab dalam testimoni Antasari, disebutkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang memimpin rapat bailout Bank Century, dimana Antasari sebagai salah peserta rapat saat menjabat Ketua KPK yang diundang SBY.

"Testimoni Antasari Azhar soal bailout Bank Century dapat membuka tabir baru soal skandal Bank Century, karena mantan Ketua KPK itu sebagai salah satu peserta rapat yang diundang ke Presiden SBY untuk membahas bail out Bank Century," kata Fahmi Hafel, Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring dalam rilisnya yang diterima batamtoday di Jakarta, Minggu (12/8/2012).

IDM menilai ada pengaburan fakta soal bail out Bank Century, saat Presiden SBY menanggapi hasil Pansus Angket Bank Century pada 3 Maret 2010 beberapa waktu lalu, dimana Presiden SBY ketka itu mengatakan, bahwa dirinya saat keputusan bailout Bank Century tidak berada di Jakarta.

"Pada saat keputusan tentang penyelamatan Bank Century ditetapkan, saya sendiri pada waktu yang sama sedang menjalankan tugas kenegaraan di luar
negeri yaitu menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Amerika Serikat, serta APEC Summit di Peru," kata Presiden SBY seperti ditirukan Fahmi Hafel dalam rilisnya. 

Meskipun awalnya dibantah, tetapi ketika Antasari membuat testimoni soal bailout Bank Century, kata Fahmi, Presiden SBY tidak membantah kalau dirinya yang memimpin rapat bailout Bank Century yang dihadiri mantan Ketua KPK Antasari Azhar, mantan Kapolri Bambang Hendarso Danuri, mantan Jaksa Agung Hendarman Supanji, mantan Menko Polhukam Widodo AS, mantan Menkeu Sri Mulyani dan Mensesneg Hatta Rajasa. Selain itu juga turut hadir Gubernur BI Boediono, Juru Bicara Presiden  mantan Andi Mallarangeng, dan mantan Staf Khusus Presiden Denny Indrayana. Sementara mantan Wapres Jusuf Kalla tidak hadir karena menolak untuk melakukan melakukan bailout terhadap bank Century.

Karena itu, alasan Presiden SBY bahwa bailout Bank Century untuk menyelamatkan perekonomian dianggap sebagai alasan yang tidak masuk akal. "Sebab dari data laporan keuangan dan performance Bank Century sejak tahun 200,  Bank Century bukanlah bank yang sehat dimana CAR-nyasudah negatif serta  bukan bank yang masuk kategori bank besar," katanya.

Dengan adanya testimoni Antasari itu, jelas sekali kali bahwa Bank century sekalipun ditutup tidak akan berpengaruh pada bank-bank lainyna karena tagihan dan transaksi  antar bank yang dimiliki oleh Bank Century hanya dalam jumlah keci."Artinya Bank Century tidak akan berpengaruh meski ditutup, sehingga tidak perlu dilakukan bailout," katanya.

Menurut hitung-hitungan IDM, meski Bank Century tidak di bailout, ekonomi Indonesia tetap akan dapat melewati krisis ekonomi. Masyarakat tidak akan kena dampak berdampak meskipun Bank Century ditutup dan tidak akan terjadi rush, katanya. "Jelas Presiden SBY mengada ada dan bohong besar saja, kenapa waktu kasus Bank
Century di angketkan oleh DPR, presiden tidak mengaku. Padahal presiden mengetahui dan ikut rapat bailout Bank Century," katanya.

IDM juga menilai, bailout terhadap Bank Century jelas menyalahi aturan karena tidak mengalami krisis ekonomi 2008, tetapi akibat kejahatan bank yang dilkukan oleh pemiliknya. Lain halnya dengan Bank BCA yang pernah di bailout karena terkena dampak krisis ekonomi 1998. 

"KPK harus meminta keterangan kepada semua yang hadir ketika Presiden SBY memimpin rapat bailout Bank Century,karena Sri Mulyani dan Budiono sudah dimintai
keterangan. KPK juga harus memeriksa Presiden SBY dengan mengunakan lay detector dalam mengambil keterangan tentang proses bail out bank century. Lay detector penting untuk digunakan jika KPK memeriksa SBY, sebab dengan alat tersebut jika dalam memberikan keterangan SBY berbohong seperti waktu menanggapi hasil Pansus Bank Century, akan terdekteksi," kata Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring ini.