Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Catatan Reuni Akbar 70 Tahun Pondok Pesantren Al Amien Prenduan Sumenep Madura
Oleh : Saibansah
Senin | 14-11-2022 | 08:36 WIB
A-REUNI-AKBAR-AL-AMIEN_jpg2.jpg Honda-Batam
Alumni angkatan ke-15, Youneral yang lulus 91 saat menghadiri reuni akbar 70 kesyukuran Al Amien Prenduan Sumenep Madura. (Foto: Ist)

BERKUMPUL kembali di 'bumi Jauhari'. Pondok Pesantren Al Amien Prenduan Sumenep Madura, 10 ribuan alumni dan abituren dari seluruh Indonesia, menghadiri reuni akbar sempena 70 tahun Pondok Pesantren Al Amien.

Bagaimana nuansa pertemuan temu kangen reuni akbar mereka setelah puluhan tahun berpisah itu? Berikut catatan wartawan BATAMTODAY.COM, Saibansah yang juga alumni angkatan ke-15 Pondok Pesantren Al Amien Prenduan Sumenep Madura.

Reuni setelah dua tahun pandemi Corona mendera, pastilah tidak mudah. Memang, untuk bisa sampai lagi ke 'bumi Jauhari' diperluakan perjuangan dan kesungguhan. Apalagi, harga BBM juga baru saja ikut 'menyesuaikan' diri. Klop, sudah.

Tetapi, dengan kesungguhan, man jadda wajada, saya alhamdulillah bisa bergabung dengan 10 ribuan alumni di 'bumi Jauhari'. Demikian kami menyebut Pondok Pesantren Al Amien yang berada di pesisir laut Desa Prenduan Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur itu. Kami juga biasa menyebut pesantren kami itu dengan sebutan 'ibu'. Karena selama 6 tahun Al Amien telah mendidik dan menempa kami hingga menjadi pribadi kami hari ini.

Perjalanan naik pesawat Lion Air JT 0972 pukul 14.30 WIB dari Batam menuju Bandara Juanda Surabaya, alhamdulillah, lancar jaya. Tidak seperti biasanya, Lion yang kerap membagi 'bonus' delay. Kali ini, tidak. On time!

Dari Juanda perjalanan ke Pulau Garam Madura saya tempuh dengan santai naik minibus Ertiga. Sampai di Kota Pamekasan, sudah tengah malam. Waktu menujukkan pukul 01.00 WIB. Saya pun memutuskan untuk menginap barang 5 atau 6 jam di Hotel Ramayana, sebelum melanjutkan perjalanan ke Prenduan.

Jarak tempuh dari Pamekasan ke Prenduan, hanya sekitar 40 menitan. Alhamdulillah, sebelum acara reuni akbar dimulai, saya sudah sampai di almamater tercinta. Pondok Pesantren Al Amien.

Dulu, almarhum KH. Muhammad Idris Jauhari, kyai yang sudah menjadi ayahanda kami, pernah mengatakan kepada kami, Pondok Pesantren Al Amien hanya membekali kalian dengan 'kunci'. Kalian sendirilah yang akan membuka pintu kehidupan kalian dengan 'kunci' itu.

Aneka ilmu pengetahuan, disiplin dan tempahan hidup selama bertahun-tahun di Al Amien itulah disebut sebagai 'kunci' itu. Benar, dengan bermodal 'kunci' tadi, ribuan alumni Pondok Pesantren Al Amien telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan di belahan dunia. Dengan aneka profesi, pintu kehidupan yang mereka pilih.

Hari ini, Sabtu 12 November 2022, setelah 31 tahun meninggalkan 'bumi Jauhari', saya kembali ke rumah ibu kami. Bersua kembali dengan teman-teman satu angkatan. Kami alumni angkatan ke-15 yang lulus tahun 1991. Youneral, demikian nama angkatan kami, singkatan dari 'Young Generation of Al Amien'.

Selain angkatan kami, hadir juga 10 ribuan alumni dan abituren lain dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari luar negeri yang menghadiri undangan 'ibu' kami itu. Salah satunya, teman satu angkatan kami, Farhan yang sekarang bermestautin di Kedah Malaysia.

Kemudian, putra tertua ayahanda kami Kyai Idris Jauhari, KH. DR. Ghozi Mubarok Idris, menyambut para alumni dan abituren. Saat ini, kyai muda itu dipercaya menjadi Wakil Pimpinan dan Pengasuh Ponpes Al-Amien Prenduan.

"Selamat datang para alumni. Selamat pulang ke rumah sendiri, berkunjung ke pondok kita sendiri. Alhamdulillah, kita ditakdirkan bisa berkumpul di sini. Mungkin sebagian dari kita mengalami kendala dan menemui berbagai halangan untuk bisa menghadiri undangan reuni ini," ungkap Kyai Ghozi

Setelah sampai di sini lagi, lanjut Kyai Ghozi, marilah kita menyerap energi dari 'bumi Jauhari' yang dulu pernah mendidik, mangasih, mengasah dan mengasuh serta mengantarkan kita menuju cita-cita kita semua. Karena kita semua adalah alumni Al Amien. We are one, we are alumni Al Amien Prenduan!

Selanjutnya, saudara sepupunya yang juga Pimpinan dan Pengasuh Ponpes Al-Amien Prenduan, KH. DR. Ahmad Fauzi Tidjani giliran yang menyampaikan terima kasih. Sebab, para alumni dari berbagai lembaga pendidikan di lingkungan Pondok Pesantren Al Amien telah berkenan hadir. Jumlah mereka yang hadir hari ini, lebih 10 ribu orang.

Saat menyampaikan jumlah alumni yang hadir di tengah kondisi ekonomi yang sedang sulit ini, kyai muda yang lahir di Arab Saudi itu terguncang emosinya. Ia tak kuasa menahan air matanya. Tausiahnya berhenti beberapa saat untuk menyeka butiran kristal di sudut matanya.

Kehadiran para alumni sebanyak itu membuktikan betapa kecintaan mereka kepada para masayikh, kyai pendiri pondok dan guru-guru yang telah mendidik mereka. Lalu, kyai muda itu pun mengajak para alumni untuk selalu mendoakan para kyai dan guru yang telah mendahului.

"Terima kasih karena tetap mencintai para kyai, terima kasih karena tetap mencintai almamater Al Amien Prenduan. Kami harap para alumni bisa menjadi teladan di lingkungan masing-masing," harapnya.

Kyai muda itu juga menyampaikan berbagai perkembangan kegiatan Al Amien, mulai dari bisnis air mineral kemasan 'Bariklana', layanan haji dan umroh hingga perkembangan perguruan tinggi yang segera akann naik tingkat menjadi Universitas Al Amien.

"Saya juga ingin menyampaikan progres pembangunan Rumah Sakit Al Amien saat ini baru dua puluh persen, ini adalah amanah dari pamanda Kyai Idris Jauhari yang akan kita realisasikan," tambah Kyai Ahmad Fauzi Tidjani.

Kemudian, memenuhi permintaan para alumni Al Amien di seluruh Indonesia yang tergabung dalam IKBAL (Ikatan Alumni Al Amien), saat ini kita sudah membangun wisma. Lantai dua bangunan wisma ini masih dalam proses pembangunan.

Terlepas dari itu semua, sebagai kyai muda yang mewarisi ilmu dan tariqot Tijaniah dari ayahandanya, Kyai Ahmad Fauzi Tidjani juga 'mengijazahkan' sholawat fatih. "Tidak sah menjadi alumni Al Amien kalau tidak hafal sholawat fatih, maka pada hari ini saya ijazahkan untuk semua yang hadir hari ini."

Langit Madura mulai menyengat. Tenda melengkung yang dipasang untuk bernaung ribuan alumni itu serasa tidak cukup menahan terik matahari menjelang siang itu. "Sengaja kita tidak pasang kipas angin, marilah kita nikmati kehangatan 'bumi Jauhari' ini, yang dulu bertahun-tahun kita nikmati bersama."

Tak lupa, kyai muda yang menyambut langsung Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Al Amien itu, mengingatkan para alumni agar jangan lupa berziarah ke makam para kyai. Juga mengunjungi guru-guru yang telah mendidik kita semua. Lalu, terus mendoakan mereka semua.

"Jangan lupa terus mendoakan pondok kita tercinta ini, Al Amien. Karena doa dan kehadiran antum semua adalah amunisi dan senjata pamungkas bagi kami agar terus ikhlas dan ikhlas dalam mendidik para santri," paparnya di ujung tausiahnya.

Usai acara yang digelar di lapangan pondok, para alumni berkumpul dengan teman-teman satu angkatan masing-masing. Mereka sudah memiliki agenda dan tempat sendiri-sendiri. Di sanalah, mereka melepas rindu dan saling bertukar kabar.

Kami, Youneral telah kehilangan 11 orang teman-teman kami yang telah menghadap ilahi. Kini tersisa 98 orang lagi, yang sebagian dari mereka telah menjadi kakek. Meski telah berstatus kakek, saat berkumpul kembali dalam reuni, rasanya kami semua masih seperti santri. Buktinya, Youneral masih turun dalam turnamen futsal antar angkatan. Hasilnya? Kami kalah!

Bukan kemenangan yang kami incar, tapi kebahagiaan bersua kembali dengan saudara-saudara kami dari berbagai daerah. Setidaknya, inilah excuse kami sehingga saat meninggalkan lapangan futsal pun masih bisa tertawa lepas. Itulah indahnya reuni akbar kami.

Editor: Dardani