Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penerimaan Bea Masuk ke Batam Capai Rp45 Miliar
Oleh : Ocep/Dodo
Rabu | 08-08-2012 | 12:15 WIB
BC_Batam.jpg Honda-Batam
Kantor Pelayanan Umum Bea dan Cukai (KPUBC) Batam.

BATAM, batamtoday - Kantor Pelayanan Umum Bea dan Cukai (KPUBC) Batam mencatat penerimaan bea masuk barang semester I sudah mencapai Rp45,8 miliar atau 55 persen dari yang ditargetkan tahun ini.


Susila Brata, Kepala Bidang Kepatuhan dan Layanan Informasi (BKLI) Bea dan Cukai Batam mengungkapkan, pihaknya optimistis mampu mencapai target penerimaan bea masuk dan bea keluar.

"Penerimaan KPUBC Batam selama setengah tahun anggaran ini sudah mencapai lebih dari 50 persen target tahunan," ujarnya, Rabu (8/8/2012).

Dijelaskannya, dari total target Rp728,521 miliar pada paruh tahun ini telah terrealisasi Rp495,429 miliar atau 68 persen.

Dengan perincian, penerimaan bea masuk sebesar Rp45,897 miliar dari target Rp82,424 miliar atau sudah 55,66 persen dan penerimaan bea keluar sebesar Rp449,550 miliar dari target Rp646,097 miliar atau telah mencapai 69,58 persen.

Bahkan selama semester I/2012 KPUBC Batam mampu memperoleh penerimaan cukai sebesar Rp2,715 miliar, padahal mereka tidak dibebankan target sama sekali oleh Ditjend Bea dan Cukai untuk jenis penerimaan ini.

Menurut Susila, perolehan itu cukup menggembirakan mengingat tren penerimaan bea masuk per bulannya sempat mengalami penurunan yang signifikan, khususnya pada Februari dan Mei.

Dimana pada Februari perolehan bea masuk hanya sebesar Rp4,4 miliar dan pada Mei sebesar Rp6,43 miliar.

Padahal pada Januari mencapai Rp7,359 miliar, Maret Rp8,096 miliar, April Rp6,648 dan pendapatan bea masuk pada Juni sebesar Rp7,427 miliar.

Tren penerimaan bea keluar juga sempat mengalami kondisi serupa, bahkan di akhir semester I atau pada Juni hanya sebesar Rp27,904 miliar.

Sedangkan pada Januari mencapai Rp89,217 miliar, Februari Rp59,862 miliar, Maret Rp147,651 miliar, April Rp73,254 miliar dan penerimaan bea keluar pada Mei sebesar Rp51,753 miliar.

Lebih jauh, Susila memperkirakan capaian penerimaan bea masuk tersebut utamanya disebabkan peningkatan kinerja industri dan perdagangan di kawasan FTZ Batam.

"Kalau industri dan perdagangan meningkat permintaan pemasukan barang juga akan mengikuti," sambungnya.

Adapun peningkatan penerimaan bea keluar menurutnya lebih dipengaruhi fluktuasi harga komoditas di dunia.

Sedangkan mengenai perolehan cukai di atas, berasal dari adanya pergerakan produk rokok dan minuman beralkohol keluar dari kawasan FTZ Batam atau ke kawasan pabean lain.

"Dalam semester ini ada dua industri rokok di Batam yang melakukan peningkatan produksi dan mengirimnya ke luar kawasan FTZ sehingga harus membayar cukai," jelasnya.