Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jurnalis Harus Miliki Semangat Persaudaraan Antar Agama
Oleh : Andri Arianto
Sabtu | 19-02-2011 | 10:59 WIB

Jakarta, batamtoday - Media massa dapat mengambil peran penting dalam pencegahan berbagai konflik keagamaan bila para jurnalis memiliki semangat persaudaraan antar agama dan mengakui bahwa semua agama memiliki akar yang sama.

Pernyataan ini disampaikan cendekiawan Islam, Haidar Bagir, dalam pembukaan konferensi internasional, “Media, Ekstremisme dan Kebebasan Berekspresi”, di Jakarta, 18 Februari 2011.

Menurut Haidar, media massa seharusnya tidak sekedar memberitakan berbagai konflik yang terjadi tapi juga secara sengaja berusaha mencegahnya berkembang.

“Media harus mendorong tumbuhnya sikap positif antar umat beragama antara lain dengan membangun keyakinan bahwa semua agama adalah baik dan memiliki banyak kesamaan nilai,” ujarnya.

Konferensi yang diselenggarakan Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia dan Oslo University College (Norwegia) ini akan berlangsung dua hari, 18-19 Februari. Hadir dalam acara tersebut sekitar 40 jurnalis, aktivis dan pengkaji media massa dari empat negara: Indonesia, Norwegia, Pakistan dan Bangladesh.

Dalam konferensi ini dibahas beragam topik yang terkait dengan tanggungjawab media dalam menghadapi berbagai bentuk ekstremitas, peran negara serta arti penting kebebasan berekspresi dalam membangun demokrasi yang menghargaikeberagaman.

Di bagian lain, Haidar mengingatkan agar jurnalis berusaha memahami secara mendalam akar berbagai konflik serta tidak terjebak dalam bias dan prasangka.

“Prasangka akan menyebabkan media bersikap tidak adil dalam meliput konflik,” katanya.

“Karena itu, jurnalis dituntut untuk memahami keberagaman antar agama maupun dalam agama.”

Jurnalis senior dan anggota Dewan Pers, Bambang Harymurti, juga berharap agar media berusaha memahami dan memberitakan masalah konflik tidak secara parsial, melainkan secara utuh dan mendalam.

“Setiap konflik mengandung banyak dimensi dan tafsiran. Media seharusnya memberikan masyarakat pelaporan yang bisa menjelaskan permasalahan konflik secara utuh, bukan sebagian-sebagian” kata Bambang.