Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Capres KIB akan Ditentukan Lewat Musyawarah Mufakat dengan Kesetaraan
Oleh : Irawan
Rabu | 19-10-2022 | 10:44 WIB
kib_3b.jpg Honda-Batam
Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) terdiri dari Partai Golkar, PAN dan PPP (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, menilai KIB akan menggunakan mekanisme musyawarah dalam menentukan nama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

"Saya melihatnya akan menggunakan cara-cara musyawarah mufakat, saling pengertian, saling membangun kesetaraan," katanya di Jakarta, Selasa (18/10/2022).

Ujang mengungkapkan kesepakatan dalam koalisi tersebut bahwa semua hal akan diketahui, dibahas, dan dilakukan bersama.

"Kan mereka sudah sepakat di awal ketika menandatangani MoU koalisi bahwa semua hal harus diketahui bersama. Semua hal harus dibahas bersama dan semua hal harus dijalankan bersama. Dalam konteks itu saya melihat ketiga partai akan bermusyawarah, merundingkan nama capres atau cawapresnya," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyampaikan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) akan mulai melakukan pembahasan mengenai nama capres dan cawapres yang akan diusung pada Pilpres 2024 pada November nanti di wilayah Indonesia Timur.

Koalisi yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu juga disebut bakal memprioritaskan kader masing-masing untuk diusung sebagai capres.

Penunjukan capres tidak dilakukan lewat mekanisme pemungutan suara atau voting, tetapi musyawarah untuk mencapai aklamasi.

Meski demikian, Ujang memprediksi proses penentuan nama tersebut menjadi tantangan tersediri bagi KIB untuk bisa menghadirkan pasangan capres dan cawapres terbaik yang berpotensi untuk menang dan mampu bersaing dengan capres dan cawapres yang lain.

"Saya melihatnya tidak akan terlalu rumit karena menentukan capres-cawapres di KIB karena ada jalur musyawarah. Yang rumit itu adalah mencari capres-cawapres ideal," pungkasnya.

Sementara itu, politisi Partai Golkar Melkiades Laka Lena mengungkapkan, bahwa partai politik dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mulai menerima aspirasi nama capres dan cawapres dari kader mereka.

Partai Golkar tetap mengajukan Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024. "Kami dari Golkar sesuai keputusan Munas dan Rapimnas mengajukan Ketum Airlangga Hartarto sebagai Capres," ungkapnya, Selasa (18/10/2022).

Sementara itu dua parpol anggota koalisi, yaitu PPP dan PAN, mulai memunculkan nama-nama aspirasi kader mereka. Baik PPP dan PAN menyebut nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

PPP dan PAN akan menyelenggarakan Rakernas dan Rapimnas dalam waktu dekat. Adapun dalam gelaran Rapimnas mendatang, Sekjen PAN Eddy Soeparno menyatakan capres dan cawapres yang diusung mesti memenuhi kriteria sesuai dengan platform partai. Di antaranya nasionalis, religius, moderat, tengah, dan plural.

Pertemuan KIB sendiri dijadwalkan berlangsung pada bulan November mendatang di Indonesia Timur. Apakah NTT akan jadi tuan rumah ?

"Kami tunggu putusan Pak AH dan DPP PG tinggal jalankan di lapangan," jawab Melki yang juga Wakil Ketua Komisi IX DPR-RI ini.

Dalam pertemuan KIB mendatang, banyak yang menantikan siapa capres dan cawapres dari KIB. "Keputusan Capres Cawapres KIB bagian terakhir dari pembahasan pimpinan KIB. Kami dari Golkar sesuai keputusan Munas dan Rapimnas mengajukan Ketum AH sebagai Capres, keputusan final pimpinan KIB tentang capres cawapres masih kami nantikan," jelas Melki.

Menurutnya, justru perekonomian Indonesia disokong oleh sektor swasta yang memainkan peran besar baik dalam kondisi saat ini.

"Karena sebetulnya fiskal itu hanya berperan di bawah 10% dari total perekonomian, lebih banyak didorong faktor swasta. Swasta kalau melihat profil sampai hari ini ya lajunya masih positif dan meningkat. Penjualan ritel juga masih tinggi, tren investasi juga positif," tandasnya.

Meski demikian, tahun depan kondisi tersebut akan mendapati tantangan cukup berat. Beberapa negara besar yang menjadi mitra dagang utama Indonesia akan menggalami pelambatan ekonomi.

Meski demikian, Eko memprediksi Indonesia masih mampu bertahan dan tidak sampai jatuh ke jurang resesi.

"Indonesia masih survive. Tidak akan resesi, dugaan saya. Kecuali sangat ekstrim situasinya," tegasnya.

Hal itu disebabkan perekonomian Indonesia lebih ditopang oleh konsumsi domestik, sehingga ketika negara besar seperti China dan Amerika Serikat mengalami resesi, Indonesia masih bisa bertahan.

"Sebetulnya dari sisi di luar ekspor, tidak juga. Ekonomi Indonesia tergantung pada konsumsi masyarakat dalam negeri. Jadi selama masyarakat dalam negeri masih konsumsi, masih belanja ya sebetulnya AS mau resesi, China mau resesi pun kita masih survive," pungkasnya.

Editor: Surya