Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Parameter Kepri-1 pada Kontestasi 2024 (Sebuah Harapan)
Oleh : Opini
Jum\'at | 09-09-2022 | 08:52 WIB
A-JAYADI-NOER2.jpg Honda-Batam
Warta Batam, Teuku Jayadi Noer. (Foto: Ist)

Oleh Teuku Jayadi Noer

ELEKTABILITAS, popularitas, kapasitas dan "isi tas" yang tinggi, adalah hal penting dalam memenangi Pilkada di negeri ini. Meskipun, ke empat hal itu bukanlah jaminan mutlak seseorang akan dipilih rakyat. Ada faktor lain yang juga tak kalah penting, apakah itu? Karakter!

Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia. Lebih detil lagi, WB Saunders mendefinisikan karakter sebagai sifat yang nyata dan tidak sinkron yang ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang dapat diamati pada individu.

Karakter menandai bagaimana fokus pada bagaimana menerapkan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau perilaku. Oleh karena itu, seseorang yang berperilaku tidak dapat dipercaya, kejam atau serakah dikatakan sebagai orang yang berkarakter buruk.

Sedangkan orang yang berperilaku jujur, suka membantu dikatakan sebagai orang yang berakhlak mulia. Jadi istilah karakter itu erat kaitannya dengan penggunaan kepribadian seseorang.

Jika seseorang belum bisa menghalau sifat-sifat buruk dari dalam dirinya, seperti sombong, angkuh, arogan, tidak peduli sesama dan sebagainya, maka dia masih belum selesai dengan dirinya sendiri. Calon pemimpin dengan kerakter seperti ini akan menjelma menjadi "monster" bagi rakyat yang memilihnya sendiri. Kelak setelah dia terpilih.

Terbukti, sejumlah calon kepala daerah di republik ini yang tingkat elektabilitas, popularitas, kapasitas dan "isi tas"-nya tinggi, bahkan jauh lebih unggul dibanding lawan-lawan politiknya, justru terjungkal. Apa pasal? Karakter!

Biasanya, rakyat akan muak dengan calon kepala daerah yang arogan, suka berkata-kata kotor dan kasar, tinggi hati serta berlaku kasar terhadap perempuan. Makanya, tidak heran jika belum lama ini, pimpinan pusat salah satu partai politik di Indonesia, memecat anggotanya yang duduk sebagai anggota dewan, gegara memukul seorang perempuan saat antre BBM di SPBU. Karena pastilah dampaknya sudah dapat diprediksi bagi nama baik dan elektabilitas partai.

Bahkan, pada 2016 lalu, ada partai besar di Indonesia yang dengan tegas menyatakan, partainya tidak akan mengusung calon kepala daerah hanya karena elektabilitasnya saja yang tinggi. Alasannya, karena elektabilitas yang tinggi hanya akan menciptakan kesombongan individual. Apabila tidak disertai pemahaman watak kepemimpinan yang merakyat, rendah hati, dan menyatukan.

Maka, kehadiran pemimpin yang rendah hati sungguh menjadi dambaan rakyat, termasuk rakyat Provinsi Kepri. Karena pemimpin yang rendah hati pastilah akan selalu membuka akses silaturrahmi hati, antara dirinya sebagai pemimpin dengan rakyatnya. Karena pintu akses komunikasi langsung tanpa sekat sekat itulah yang diharapkan rakyat. Agar mereka dapat menyampaikan harapan hingga kritikan, langsung kepada pemimpin yang mereka pilih, yang mereka cintai.

Selain itu, pemimpin yang rendah hati adalah pemimpin yang cenderung melayani. Ya, melayani rakyatnya, bukan sebaliknya, minta dilayani. Ada kutipan menarik dari buku yang bagus berjudul, "The Seven Principles of Servant Leadership" karya James Sipe dan Dan Frick. Ada 7 pilar yang menggambarkan seorang masuk dalam katagori pemimpin yang melayani, servant leader, yaitu :

1. Berkarakter: Orang yang membuat keputusan-keputusan yang tepat, pantas, dan sesuai dengan tujuan. Orang yang jujur, dapat dipercaya, autentik dan rendah hati. Yang memimpin dengan kesadaran, bukan ego. Yang berkomitmen untuk melayani segalanya yang melebihi dirinya sendiri.

2. Mengutamakan orang lain: Layani dulu, baru memimpin. Melayani sehingga yang dilayani dapat menjadi lebih baik. Mengutarakan kepedulian yang tulus bagi orang lain.

3. Komunikator yang Handal: Ingin memahami dulu, baru dipahami. Mendengarkan dengan saksama dan bicara dengan efektif. Mempengaruhi orang lain dengan ketegasan dan persuasi, bukan dengan kuasa dan posisi.

4. Kolaborator yang Peduli: Mengundang dan menghargai kontribusi orang lain. Membangun tim yang saling peduli dan kolaboratif. Dapat memahami orang lain dengan latar belakang dan kepercayaan berbeda dengan baik.

5. Visioner: Mencetuskan dan menginspirasi visi bersama. Cerdas, tegas, dan berani dalam mengambil keputusan.

6. Pemikir Sistem: Berpikir dan bertindak secara strategis. Menghadapi perubahan dengan efektif. Menyeimbangkan segala hal.

7. Otoritas Moral: Menumbuhkan kepercayaan dan rasa percaya diri orang lain. Menguatkan mereka dengan penuh tanggung jawab dan otoritas. Membangun dan meningkatkan kualitas performa timnya.

Maka, setelah membaca 7 point penting dari buku "The Seven Principles of Servant Leadership" itu, semoga Provinsi Kepri yang kita cintai ini, akan dipimpin oleh sosok yang memiliki kriteria tersebut.

Tentu pemilih mengerti bahwa saat ini rakyat Kepri menginginkan pemimpin yang punya karakter jenius, religius, jujur, adil, amanah, pro sama rakyat dan kriteria itu ada pada sosok Batam-1 yang terbaik hari ini.

Rakyat Kepri beruntung, saat ini mereka memiliki pemimpin yang telah dua periode berhasil memimpin Kota Batam, juga Badan Pengusahaan (BP) Batam. Dialah H. Muhammad Rudi, sang walikota yang telah membuktikan kesungguhannya memimpin dengan membangun rumah rumah ibadah dan infrastruktur. Juga, menarik investasi asing dan domesktik yang tidak sedikit.

Sebab sadar atau tidak, jabatan kepala daerah akan diperebutkan dalam Pilkada November 2024 mendatang. Para kandidat yang bertarung adalah mereka bernyali dan memiliki adrenalin tinggi. Tentuya, dengan segala cara para kandidat itu akan sekuat tenaga merubah kondisi, menyejahterakan rakyat, tidak memperkaya diri sendiri dan punya visi dan misi. Kali ini, pada Pilkada November 2024 mendatang, yang akan bertarung adalah incumbent dan penantangnya.

Penulis berharap pertarungan politik di Kepri nanti, benar-benar akan menjadi pesta demokrasi, pesta rakyat, pesta yang menggembirakan dan mencerdaskan masyarakat Kepri dengan memberikan pembelajaran politik yang sehat.

Semoga!

Wallahua'lam Bissawab.

Batam, 09092022

Penulis adalah warga Batam bermestautin di Kecamatan Lubukbaja