Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hingga Kini Belum Ditemukan

Mabuk, Imigran Afganistan Tabrak 3 Motor Parkir di Jalan Gatot Subroto Tanjungpinang
Oleh : Devi Handiani
Rabu | 27-07-2022 | 17:16 WIB
Sony1.jpg Honda-Batam
Sony Septiadi Kasi Bidang Pengamanan Rudenim Tanjungpinang. (Devi/BTD)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Seorang warga imigran asal Afghanistan menabrak tiga unit sepeda motor yang sedang terparkir di depan Bengkel 21 Jalan Gatot Subroto Km 5 Bawah, Minggu (24/7/2022) lalu.

Warga imigran asal Afghanistan bernama Hussain diketahui sedang dipengaruhi minuman beralkohol saat berkendara dari arah Km 5 menuju simpang Perla Km 4.

Oleh karenanya saat ini dari pihak Rudenim Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kota Tanjungpinang dan pihak IOM sedang melakukan pencarian keberadaan Hussain atas peristiwa tersebut.

Sony Septiadi Kasi Bidang Pengamanan Rudenim Tanjungpinang mengatakan bahwa yang bersangkutan sebelumnya sempat dilakukan rehab oleh IOM karena ketergantungan obat akibat tekanan jiwa.

"Berbicara mengendarai motor itu sebenarnya tidak boleh jika tidak memiliki SIM, termasuk kita sebagai warga negara Indonesia kalau tidak memiliki SIM tentu tidak di izinkan membawa kendaraan," jelasnya saat dijumpai di kantor Rudenim Kota Tanjungpinang, Rabu (27/7/2022).

Para Imigran asal Afghanistan tersebut, Lanjut Sony, dulunya berada di Rudenim. emenjak ada Perpres 2014 status mereka menjadi pengungsi makanya mereka ditempatkan di Hotel Bhadra Kabupaten Bintan.

"Padahal dari kita sendiri sudah sering berikan teguran kepada mereka jangan bikin masalah, kami juga mengingatkan kepada mereka tentang pernikahan siri setelah hari raya idul adha kemarin. Untuk para pengungsi sendiri diperbolehkan keluar jadi mereka ini sudah seperti keluarga walaupun diperbolehkan keluar tetap dalam pantauan dari Rudenim," terang Sony.

Sony menambahkan, sebenarnya, para pengungsi pernah diberikan pelatihan keterampilan seperti kick boxing hingga menjadi pelatih serta ketrampilan lainnya. Pihak Rudenim juga berharap kepada United Nations High Commissioner For Refugees (UNHCR) / Komisioner Tinggi PBB dan IOM untuk terus memantau perkembangan para pengungsi.

"Harapannya agar pihak IOM dan UNHCR sebagai fasilitator mereka agar melakukan terapi psikologis, kesehatan serta edukasi kepada mereka. Karena dulu di Rudenim sendiri ada program rekreasi bagi mereka agar tidak jenuh," pungkasnya.

Editor: Yudha