Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Importir Terpaksa Menaikkan Harga Kedelai
Oleh : Ocep/Dodo
Senin | 30-07-2012 | 16:31 WIB

BATAM, batamtoday - para importir kedelai di Batam terpaksa menaikkan harga kedelai akibat kenaikan harga global dan beban biaya karantina.


Ali Tan, Pimpinan PT Prima Niaga mengakui pihaknya harus menaikkan harga kedelai karena tuntutan biaya operasional.

"Kami terpaksa menaikkan harga kedelai sehingga di pasar sekarang harganya sekitar Rp7.200 per kilo," ujarnya," Senin (30/7/2012).

Dijelaskannya, selaku salah satu pemasok kedelai impor di Batam, PT Prima Niaga harus menambah biaya pembelian kedelai impor asal AS karena harganya mengalami peningkatan.

Menurutnya, akibat penurunan hasil panen kedelai di negara asalnya akibat cuaca, terjadi peningkatan harga secara global.

Dia dan sejumlah importir lain juga, katanya, belum dapat menemukan sumber pasokan lain selain kedelai asal AS yang didatangkan dari Pelabuhan Pasir Gudang, Malaysia, itu.

Meskipun dia tidak bersedia merinci berapa harga kedelai saat ini yang dipasoknya, namun dia mengatakan harganya jauh di atas harga normal sekitar tiga bulan lalu.

Kenaikan harga juga tidak dapat dihindari importir karena mereka tetap harus mengeluarkan biaya pengiriman dan pengurusan izin karantina di Bogor.

"Kedelai yang mau masuk harus terlebih dahulu diuji lab karantina di Bogor yang biayanya sebesar Rp2,6 juta untuk sekitar 100 ton," jelas Ali. Biaya tersebut sudah termasuk ongkos pengapalan dan uji laboratorium.

Dia meyakini biaya itu akan jauh lebih murah dialami pemasok di Jawa karena tidak perlu proses pengapalan.

Menurut Ali, kebutuhan kacang kedelai di Batam selama ini sebanyak 1.000 ton perbulan yang dipasok oleh tiga importir, yakni PT Sri Jaya, PT Sri Agung dan PT Prima Niaga.