Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Buntut Penyerbuan Warga Desa Limbang Jaya

IPW Minta Kapolri Periksa Kapolda Sumsel
Oleh : Surya
Minggu | 29-07-2012 | 17:25 WIB
Neta_SPane.jpg Honda-Batam
Ketua Presidum IPW Neta S Pane

JAKARTA, batamtoday -Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Kapolri agar memeriksa lima perwira polisi di jajaran Polda Sumatera Selatan (Sumsel) akibat penyerbuan Brimob ke Desa Limbang Jaya, Ogan Ilir, Sumsel, yang menyebabkan satu orang tewas dan lima orang lainnya tertembak.


"Saat ini, ada 10 polisi kelas bawah yang diperiksa. Ini jelas tidak adil sebab mereka turun ke Desa Limbang Jaya adalah atas perintah atasannya," kata Ketua Presidium IPW Neta S. Pane di Jakarta, Minggu (29/7/12).

Menurut IPW, kelima perwira itu adalah Kapolda Sumsel, Direktur Operasi, Kasat Brimob Sumsel, Kapolres Ogan Ilir, dan perwira pemimpin penyerbuan.

Indonesia Police Watch meminta proses pemeriksaannya harus dilakukan Mabes Polri, Komnas HAM, dan Kompolnas. "Tanpa itu, pemeriksaan hanya akan menyentuh polisi kelas bawah," katanya.

Dalam kasus ini, IPW menilai ada lima keanehan di balik penyerbuan itu, yakni pertama, benarkah telah terjadi pencurian pupuk milik PTPN. Jika pun benar, kata dia, apakah semua warga Limbang Jaya terlibat pencurian itu sehingga desa itu harus diserbu Brimob.

Kedua, lanjut dia, dasar hukumnya pasukan Brimob dilibatkan dalam mencari pencuri, bukankah hal itu menjadi tugas reserse.

Ketiga, polisi harusnya melakukan pendekatan agar tokoh-tokoh masyarakat membantu polisi menemukan pencuri pupuk.

Keempat, penyerbuan ini melibatkan puluhan Brimob bersenjata sehingga mustahil Kapolda Sumsel tidak tahu.

"Kelima, siapa yang membiayai operasi penyerbuan ini? Apakah pihak PTPN yang memberikan bantuan dana? Hal ini harus diusut tuntas," kata Neta S. Pane menegaskan.

Seperti diketahui, bentrok antara warga desa setempat dan aparat kepolisian berawal dari laporan perusahaan perkebunan tebu Cinta Manis PTPN VII yang kehilangan pupuk sebanyak 127 ton di Rayon tiga pada 17 Juli 2012.

Saat personel Polda Sumsel dan Polres Ogan Ilir mengadakan olah TKP dan patroli serta dialog dengan warga situasi cukup kondusif.

Namun, saat iring-iringan anggota dari Polres yang terdiri atas penyidik, intel, sabhara, dan Brimob itu kemudian terlibat bentrok dengan warga.

Akibat bentrokan tersebut, seorang anak bernama Angga Bin Darmawan (12) tewas di tempat kejadian akibat tertembak di bagian kepala. Sementara, empat orang lainnya mengalami luka tembak di bagian bahu dan tangan kiri yakni, Rusman (36), Yarman (50), Farida (46) tertembak di bagian tangan kanan dan Man (30) di bagian telinga kiri.