Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Temui Komisi I DPR

Dubes Turki Sampaikan Rencana Kunjungan Erdogan ke Indonesia
Oleh : Surya
Kamis | 26-07-2012 | 18:55 WIB
Recep-Tayyip-Erdogan.jpg Honda-Batam

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan

JAKARTA, batamtoday - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan akan berkunjung ke Indonesia akhir tahun 2012 ini. Persiapan kunjungan itu dikemukan Dubes Turki untuk Indonesia Zekeriya Akcam saat menemui Ketua Komisi I DPR Mahfudz Sidiq. 



"Awalnya mereka akan berkunjung pada tahun 2014 namun dipercepat guna mempertimbangkan agenda Pemilu di Indonesia dan di Turki, akhirnya direncanakan tahun 2012,"ujar Ketua Komisi I DPR Mahfudz Sidiq,di Gedung Nusantara I, Kamis (26/7/2012).

Menurut Mahfudz, Turki merupakan negara muslim terbesar di Barat. Sementara Indonesia negara muslim terbesar di Timur karena itu, secara historis hubungan Indonesia dan Turki sudah berlangsung selama ratusan tahun.

"Jadi kunjungan PM Turki ini mempunyai peranan penting mengupdate hubungan bilateral kedua negara khususnya bidang pertahanan karena antara kedua negara sudah ada MOU kerjasama pertahanan dan militer di dua level tingkat Presiden dan Menteri. Implementasi dan realisasi yang mereka rasakan berjalan lamban,  sementara pihak turki sendiri sangat terbuka dan ingin kerjasama pertahanan militer dan industri pertahanan ini bisa segera berjalan," katanya.

Mahfudz mengatakan, DPR mencoba memberikan informasi atau gambaran lebih detailnya  guna mempercepat realisasi dan implementasi dari MOU tersebut. "Kita Beberapa kali rapat dengan Menhan pernah menyampaikan perlunya merealisasikan kerjasama dengan Turki, termasuk kerjasama dalam pengadaan Alutsista. Karena secara industri Turki ini sudah maju dan Produknya berstandar NATO," katanya.

Saat kunker Komisi I DPR ke Turki beberapa waktu lalu, kata Mahfudz, Komisi I menemui Menteri Pertahanan Turki Ismet Yilmaz dan juga sempat meninjau industri pertahanan Turki. Dalam kunker itu, lanjutnya, Turki menyatakan komitmennya untuk mengembangkan industrinya di Indonesia, termasuk kerjasama dengan industri pertahanan nasional Indonesia.

"Akan sangat menguntungkan bagi Indonesia, karena itu kita perlu dorongan lebih kuat pada pihak Indonesia," katanya.