Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ilmuwan Umumkan Emisi Karbon Dioksida Global Tembus Level Tertinggi
Oleh : Redaksi
Sabtu | 04-06-2022 | 17:40 WIB
karbon-dioksida1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ilmuwan federal mengumumkan jumlah emisi karbon dioksida telah melesat di level tertinggi melewati rekor sejarah. Catatan itu bahkan lebih tinggi 50 persen lebih tinggi daripada masa pra-industri.

Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) mengatakan stasiun pemantauan di Mauna Loa, Hawaii, mencatatkan rata-rata 421 bagian per juta karbon dioksida pada Mei 2022.

Tingkat karbon dioksida pada 2022 ini hampir 1,9 ppm lebih dari setahun yang lalu, sebuah lonjakan yang sedikit lebih besar dibandingkan kenaikan pada periode Mei 2020 menuju Mei 2021 lalu.

"Dunia sedang mencoba mengurangi emisi, dan Anda tidak melihatnya. Dengan kata lain, jika Anda mengukur atmosfer, Anda tidak melihat apa pun yang terjadi saat ini dalam hal perubahan," kata ilmuwan iklim NOAA Pieter Tans dilansir dari AP News, Sabtu (4/6/2022).

Tans mengatakan, bumi telah menempatkan sekitar 10 miliar metrik ton karbon di udara setiap tahun, sebagian besar diserap oleh lautan dan tanaman. Hal itu kemudian menjadi alasan mengapa Mei adalah puncak emisi karbon dioksida global. Tanaman di belahan bumi utara mulai menyedot lebih banyak karbon dioksida di musim panas saat mereka tumbuh.

NOAA sebelumnya juga mengatakan tingkat karbon dioksida sekarang hampir sama dengan 4,1 hingga 4,5 juta tahun yang lalu di era Pliosen, ketika suhu 7 derajat (3,9 derajat Celcius) lebih panas dan permukaan laut 5-25 meter lebih tinggi dari sekarang.

Namun demikian, alasan mengapa kondisi lampuh jauh lebih hangat pada tingkat karbon dioksida yang sama seperti sekarang adalah karena di masa lalu peningkatan alami tingkat karbon dioksida jauh lebih bertahap.

Dengan karbon yang menempel di udara selama ratusan tahun, suhu memanas dalam jangka waktu yang lebih lama dan tetap di sana. Lapisan es dari Antartika dan Greenland mencair dari waktu ke waktu sehingga menaikkan permukaan laut secara luar biasa dan membuat Bumi memantulkan lebih sedikit panas dari planet ini.

Ilmuwan Iklim Universitas Wisconsin-Madison Andrea Dutton berpendapat emisi karbon dioksida yang terus melesat dari tahun ke tahun sama seperti mengamati kereta ke arah diri sendiri dengan gerakan lambat.

"Jika kita tetap di trek dengan rencana untuk melompat keluar pada menit terakhir, kita mungkin mati karena sengatan panas di trek bahkan sebelum itu menimpa kita," kata Dutton.

Terpisah, Ilmuwan iklim Universitas Illinois Donald Wuebbles mengatakan tanpa pengurangan polusi karbon maka manusia akan melihat tingkat perubahan iklim yang lebih merusak.

Kerusakan itu akan mengakibatkan lebih banyak gelombang panas, badai besar, banjir, kekeringan dan menyebabkan permukaan laut lebih tinggi.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha