Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Berharap Renovasi SMAN 25 Batam Segera Rampung agar Proses Belajar Mengajar Nyaman
Oleh : Putra Gema
Sabtu | 14-05-2022 | 17:32 WIB
R-SMAN-25-BTM.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Kondisi ruang belajar di SMAN 25 Batam. (Foto: Putra Gema)

BATAMTODAY.COM, Batam - SMA Negeri 25 Batam di Kecamatan Bengkong, sejak diresmikan pada 2019 lalu, masih jauh dari kata layak. Sebab, ruang belajar di sekolah itu belum memadai. Bangunan ruang belajar banya dipasang atap tanpa dinding.

Memang, di tahun 2022 ini, Pemprov Kepri telah menganggarkan Rp 2,8 miliar untuk merenovasi SMAN 25 Batam. Renovasi ini merupakan lanjutan dari tahun sebelumnya yang sempat terhenti.

Adapun anggaran Rp 2,8 miliar itu, diambil dari dana alokasi khusus (DAK) 2022. Hal ini dinilai kurang tepat oleh anggota Komisi I DPRD Kepri, Uba Ingan Sigalingging.

Uba mengatakan, penggunaan DAK harus tepat waktu. Jika tidak, anggaran akan kembali ke pusat. "Kalau renovasi sekolah pakai DAK, kemungkinan tidak akan maksimal. Kalau tak tepat waktu dana kembali, proses pembangunan akan terhenti. Jadi selayaknya Pemprov Kepri menggunakan APBD, terlebih untuk pendidikan. DAK itu sebaiknya hanya anggarna pendamping," urai Politisi Partai Hanura, itu, Jumat (13/5/2022).

Kondisi ruang belajar yang belum memadai ini diakui Kepsek SMAN 25 Batam, Muhammad Syurman Rizal. Bahkan, kata dia, saat musim hujan atau cuaca panas seperti saat ini, proses belajar mengajar pasti terganggu.

"Ruang belajar kami belum punya tembok pembatas dan antara ruang kelas hanya dibatasi papan tulis. Nah, untuk mengantisipasi rembesan hujan, kami pasang jaring penghalang air.

"Cuaca panas dan hujan yang disertai angin kencang pasti menganggu karena tempat yang tersedia tidak memiliki dinding. Tetapi kami sudah sediakan persiapan untuk menghadapi hal itu, dan para guru juga sudah selalu bersiap," kata Rizal, Sabtu (14/5/2022).

Ia menjelaskan, mulai menempati lokasi SMAN 25 sejak diresmikan pada tahun 2019 lalu. Namun sebelumnya, para siswa diakuinya terpaksa menampung di SMAN 8, dikarenakan pembangunan tiga ruang kelas permanen.

"Kami sebelum di sini menumpang di SMAN 8. Di 2019, kami tertolong dengan belajar secara daring. Tetapi saat tatap muka ini siswa terpaksa belajar dengan ruangan seadanya," ujarnya.

Sejak diresmikan, SMAN 25 kini memiliki 754 siswa dan sebanyak 156 siswa baru saja dinyatakan lulus pada tahun 2021 kemarin.

Hal inilah yang diakuinya menjadi alasan pihak sekolah terpaksa membuat sebuah tempat khusus yang hanya dilindungi atap spandek di lahan sekolah. "Dan masing-masing tempat dipisah papan tulis saja. Memang sih ada gangguan juga dari suara saat KBM berlangsung," lanjutnya.

Selain itu, dengan banyaknya siswa pihak sekolah melakukan pembagian hingga 9 rombongan belajar, yang dibagi menjadi 2 shift. "Proses belajar mengajar menjadi dua waktu. Untuk siswa kelas 11 pada pagi hari dan kelas 10 pada siang hari," ungkapnya.

Rizal berharap Pemerintah Provinsi Kepri dapat segera menyelesaikan permasalahan ruang kelas ini, agar proses belajar mengajar di SMAN 25 Batam dapat berjalan lancar.

Editor: Gokli