Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Taat Prokes dan Vaksinasi Saat Menyambut Bulan Suci Ramadhan
Oleh : Opini
Rabu | 23-03-2022 | 08:36 WIB
A-RUDI-DIVAKSIN_jpg211_(1)2.jpg Honda-Batam
Wali Kota Batam, H. Muhammad Rudi saat divaksinasi Covid-19. (Foto: Ist)

Oleh Abdul Hamid

MASYRAKAT diharapkan untuk selalu mematuhi Protokol Kesehatan (Prokes) dan terus mengikuti vaksinasi. Dengan ketaatan terhadap kedua hal tersebut maka diharapkan kasus Covid-19 jelang Ramadhan dapat ditekankan, sehingga masyarakat dapat beribadah dengan tenang.
Ramadhan tinggal beberapa hari lagi. Lagi-lagi kita harus menjalani bulan puasa di tengah pandemi.

Kita wajib menjalani semuanya dengan ikhlas dan sabar, meskipun di masa sulit akibat pandemi Covid-19. Pandemi tidak menahan tubuh untuk istirahat. Jika mematuhi protokol kesehatan dan sahur dengan makanan bergizi maka akan terhindar dari kemungkinan penyebaran Corona.

Menko Manives Luhut B Pandjaitan mengungkapkan, pemerintah akan mengakselerasi vaksinasi lengkap, terutama untuk lansia. Vaksinasi lengkap dan booster untuk mendukung kegiatan di bulan ramadhan dan idul fitri. Masyarakat perlu mematuhi protokol kesehatan (prokes) agar tidak terjadi kejadian kasus Corona.

Dalam artian, jelang Ramadhan kita memang harus waspada akan Corona. Pasalnya ada beberapa kegiatan di bulan puasa, yang jika dilakukan tanpa berhubungan dengan protokol kesehatan, akan menaikkan kasus Covid. Misalnya pasar takjil. Kita tidak bisa melarang para pedagang untuk menjual es campur atau snack. Akan tetapi perlu diatur agar pengunjung pasar selalu menjaga jarak dan semuanya memakai topeng dengan posisi yang benar.

Selain itu, protokol kesehatan harus ditaati saat beribadah. Misalnya ketika salat tarawih. Umat sudah boleh salat berjamaah dan merapatkan saf tetapi semua yang masuk masjid harus mengenakan masker. Mereka juga wajib wudhu terlebih dahulu di rumah, agar meminimalisir kontak di arena keran wudhu. Ketaatan prokes akan membuat penurunan kasus Corona.

Memang saat ini ada penurunan jumlah pasien, dari 26.000-an per hari pada akhir bulan lalu, jadi hanya 11.000 per hari pada pertengahan bulan ini. Akan tetapi kita masih harus meningkatkan kewaspadaan karena angka 11.000 masih cukup tinggi. Jangan sampai ada lonjakan kasus lagi sehingga pandemi entah kapan berakhir.

Untuk itu, vaksinasi harus dikejar agar tidak terjadi lonjakan kasus dan menaikkan tingkat keterisian Rumah Sakit serta kematian, nanti saat puasa dan idul fitri. Dalam artian, untuk mencegah penuhnya RS maka cakupan vaksinasi harus dinaikkan. Saat banyak yang vaksin maka akan aman untuk berpuasa karena tubuh punya imunitas tinggi.

Saat ini cakupan vaksinasi di Indonesia baru 50 persen. Untuk meraih target yang diberi oleh pemerintah, yakni 18 bulan pasca pembukaan vaksinasi nasional (berarti september 2022 karena suntikan pertama pada maret 2021), maka vaksinasi perlu digencarkan.
Sesuai dengan arahan Menteri Luhut maka yang perlu diperhatikan adalah vaksinasi lansia. Untuk itu maka perlu diadakan lagi vaksinasi door to door, karena lansia memiliki kemampuan mobilitas yang terbatas. Dengan begitu mereka semua bisa divaksin tanpa kelelahan saat mengantri untuk disuntik di Rumah Sakit.

Jika semua orang sudah divaksin, maka selain dengan perasaan kuatir, akan selalu diumumkan bahwa tahun ini aman untuk mudik. Masyarakat sudah rindu karena hampir 3 tahun tidak pulang kampung. Mereka akan diizinkan mudik dengan syarat harus vaksin 2 kali dan menunjukan hasil tes PCR yang negatif.

Untuk menjalankan ibadah puasa dengan sehat dan aman maka semua orang harus memperhatikan protokol kesehatan dan tidak boleh melepas masker. Selain itu, vaksinasi juga penting karena dapat meningkatkan imunitas tubuh. Kita bisa beribadah dengan lancar tanpa takut kena Corona.*

Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini Jakarta