Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Produsen Tahu Tempe di Batam Terpukul Akibat Kenaikan Harga Kedelai
Oleh : Aldy Daeng
Senin | 21-02-2022 | 13:45 WIB
produsen-tahu1.jpg Honda-Batam
Bu Wiro, salah satu produsen tahu di Kota Batam. (Aldy/BTD)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kenaikan harga kedelai membuat produsen tahu dan tempe di Batam terpukul. Mereka terpaksa mengurangi ukuran tanpa mengurangi kalitas produksinya.

Bu Wiro, salah satu produsen tahu di Kampung Belian, Kecamatan Batam Kota, mengatakan, tiga hari yang lalu, Sabtu (19/2/2022), harga kedelai mencapai Rp 540 ribu per karung 50 kg. Saat ini, Senin (21/2/2022), harganya naik lagi menjadi Rp 585 ribu per karung.

"Harga kedelai terus melonjak naik, kita para produsen berencana menaikkan harga, namun sebelumnya kami akan rapatkan dulu dengan dengan asosiasi pengusaha tahu-tempe di Batam," terang Bu Wiro, Senin (21/2/2022).

Menurutnya, dengan kenaikan harga seperti ini, para produsen mensiasati beberapa cara, di antaranya mengurangi ukuran besaran tahu tersebut, tanpa mengurangi kualitas.

"Dengan kenaikan harga kedelai, dalam waktu dekat ini Kabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Batam akan melakukan rapat, salah satunya akan menaikkan harga biar tidak rancu di pasaran. Kami akan menetapkan satu harga melalui rapat dengan asosiasi nantinya," ungkap Bu Wiro.

Kemudian, bahan baku kedelai selama ini yang dipergunakan berasal dari distributor dari Malaysia, di mana kedelai tersebut ditengarai berasal dari Amerika dan Kanada. Sementara bahan baku lokal, seperti dari Medan, kualitasnya kurang bagus untuk produksi tahu. Namun untuk produksi tempe masih bisa dipergunakan.

"Kami ambil dari distributor Malaysia, kalau kedelai dari lokal semacam dari Medan itu kurang bagus untuk produksi tahu," katanya.

Untuk saat ini pabrik tahu yang dikelola Bu Wiro masih memproduksi sekitar 10 karung per hari, dan harga yang diberikan ke pedagang pasar per kotak Rp 130 ribu dengan isi 500 pcs tahu per kotak.

"Kita belum menaikkan harga ke pedagang saat ini, masih harga yang lama, maka dari itu setelah ada hasil rapat dengan asosiasi baru akan kita seragamkan kenaikan harga nantinya," ucapnya.

Sementara prodesen tahu tempe yang berlokasi tidak jauh dari pabrik tahu Bu Wiro, Rosmanto mengatakan hal yang sama. Dengan kenaikan harga bahan baku kedelai ini sangat menggangu produksi. Saat ini ia hanya memproduksi sesuai pesanan langganan di pasar saja, hal ini dilakukan untuk menjaga para pelanggan agar tetap bisa berjualan tahu dan tempe.

"Sangat berpengaruh sama produksi kami dengan tingginya harga kedelai, di samping kami jual sendiri juga di pasar legenda Batam center, produksi kami hanya untuk langganan saja saat ini," terang Rosmanto.

Kedua produsen tahu-tempe yang dijumpai batamtoday.com, meminta kepada pemerintah dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam untuk bersama-sama mencairkan solusi terkait tingginya harga kedelai saat ini.

"Kami harap pemerintah ikut mencarikan solusi, agar para pelaku UMKM di Batam khususnya prodesen tahu dan tempe bisa bertahan dan bisa melayani masyarakat dalam menyediakan tahu dan tempe di pasar," pungkasnya.

Editor: Yudha