Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemindahan Ibu Kota Negara Sejarah Baru Indonesia
Oleh : Opini
Rabu | 16-02-2022 | 08:52 WIB
A-IBUKOTA-BARU-NUSANTARA9.jpg Honda-Batam
Disain rencana Ibu Kota Baru Nusantara di Kalimantan Timur. (Foto: Ist)

Oleh Abdul Karim

IBU kota negara (IKN) akan dipindah dari DKI Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Pemindahan ini diharapkan akan mengukir sejarah baru tentang keberagaman Indonesia dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat di Indonesia.

Saat IKN akan dipindah dari Jawa ke Kalimantan, spontan masyarakat heboh karena terkaget-kaget.

Padahal jika ditilik dari sejarah, presiden Indonesia pertama, Bung Karno, memang pernah berencana memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Palangkaraya, Kalimantan. Alasannya adalah jika ibu kota dipindah ke tengah-tengah, akan muncul azas keadilan.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan mengungkapkan, berpindahnya IKN ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, adalah ikon sejarah baru. Dalam artian, baru kali ini ibu kota Indonesia dipindahkan dan akan dicatat dalam sejarah sebagai suatu peristiwa yang sangat penting.

Sejarah akan mencatat betapa pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Penajam Paser Utara adalah peristiwa besar. Meski ibu kota Indonesia juga pernah dipindah ke Yogyakarta tahun 1946 tetapi itu hanya sementara, karena faktor keterpaksaan. Saat itu ada gempuran dari Belanda yang belum rela Indonesia merdeka, dan setelah mereka mundur tahun 1949, ibu kota kembali lagi ke DKI Jakarta.

Sementara untuk pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Penajam Paser Utara adalah permanen alias tidak bisa kembali lagi ke Jakarta. Penyebabnya karena lokasi tersebut sudah tetap dan dinilai cocok untuk menjadi sebuah ibu kota bagi negara maju seperti Indonesia. Dinilai dari lokasinya yang ada di tengah-tengah negeri ini dan wilayahnya yang masih sangat bisa dibangun menjadi kota yang ultra modern.

Pemindahan ibu kota negara akan mengubah stigma Jawa-sentris. Dalam artian, hal ini akan menjadi sejarah baru karena menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia tak hanya terdiri dari rakyat beretnis Jawa, tetapi juga suku lain mulai dari Sunda, Kutai, Banjar dan lain sebagainya. Sejarah akan mencatat bahwa pemerintah menerapkan keberagaman dan menjunjung tinggi bhinneka tunggal ika.

Ketika ibu kota negara dipindah ke Borneo maka tak hanya istana kepresidenan yang dibangun tetapi juga perkantoran untuk para aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai dari berbagai kementerian. Perpindahan ini juga menjadi sejarah baru bagi mereka karena bisa jadi baru pertama kali menginjakkan kaki ke Kalimantan. Diharap dengan kantor baru maka juga ada semangat yang baru.

Pemindahan ibu kota negara tidak bisa dilaksanakan hanya dalam beberapa hari karena butuh persiapan yang sangat panjang. Pertama mulai dari pembuatan sketsa gedung istana kepresidenan dan gedung-gedung penting lain, penentuan lokasi scara tepat, pembangunan jalan dan infrastruktur terkait dan sebagainya. Bisa jadi persiapannya butuh lebih dari setahun dan masyarakat akan sabar menanti, seperti apa wujud ibu kota baru yang metropolitan?

Tentu akan ada banyak manfaat saat ibu kota negara dipindah. Di antaranya akan mengurangi kemacetan karena banyak pegawai pemerintahan yang mutasi ke Kalimantan Timur. Ini jadi sejarah baru karena DKI Jakarta akan jadi wilayah bebas macet.

Saat ibu kota negara dipindah ke Kalimantan Timur maka akan jadi sejarah baru karena publik terkesima akan keindahan Penajam Paser Utara yang ditata dengan rapi dan elok. Semua menanti bagaimana rupa ibu kota yang ada di Kalimantan, yang diharapkan akan jauh lebih baik daripada DKI Jakarta.*

Penulis adalah pengamat politik bermestautin di Jakarta