Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jurus Pemerintah Percepat Pemulihan Ekonomi
Oleh : Opini
Jumat | 04-02-2022 | 09:07 WIB
A-ILUSTRASI-PERTUMBUHAN-EKONOMI.jpg Honda-Batam
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Foto: Ist)

Oleh Zakaria

PEMERINTAH optimis bahwa percepatan pemulihan ekonomi akan berhasil karena ada beberapa strategi yang diterapkan. Masyarakat diharapkan terus mendukung berbagai kebijakan Pemerintah agar target pertumbuhan ekonomi dapat segera tercapai.

Virus Covid-19 berukuran sangat kecil tetapi dampaknya sangat besar dan terjadi secara global. Selain berefek pada bidang kesehatan, situasi pandemi juga berefek ke bidang ekonomi. Di awal tahun 2021, selama beberapa bulan, daya beli masyarakat sempat menurun dan situasi jadi galau karena membayangkan masa depan yang kelabu.

Akan tetapi tahun 2022 kita kembali bangkit dan tidak terjadi resesi seperti yang ditakutkan pada tahun lalu. Perekonomian pulih secara berangsur-angsur, dan salah satu faktor pendukungnya adalah makin banyak yang sembuh dari Corona, serta makin sedikit yang tertular. Sehingga makin banyak masyarakat sehat yang semangat kerja, untuk menggerakkan kembali roda perekonomian di negeri ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa pemulihan ekonomi saat pandemi berlangsung lebih cepat, dan perkiraannya tidak sampai 2 tahun kita bisa bangkit lagi untuk memperbaikinya. Berbeda jauh dengan keadaan tahun 1998 dulu ketika terjadi krisis ekonomi, pemulihannya butuh sampai 4 tahun.

Sri Mulyani menambahkan, cepatnya pemulihan ekonomi di Indonesia saat pandemi terjadi karena ada resiliensi sektor keuangan, dunia usaha, instrumen, dan kebijakan pemerintah. Sehingga kita tidak usah takut negara akan bangkrut dan hutang Indonesia akan membengkak.

Resiliensi keuangan adalah ketahanan ekonomi dari guncangan yang melanda suatu negara. Walau pandemi berlangsung selama hampir 2 tahun tetapi syukurlah keadaan finansial negara baik-baik saja. Padahal APBN banyak digunakan untuk mengatasi dampak pandemi, terutama di bidang kesehatan.

Selama 1,5 tahun maka GDP alias produk domestik bruto Indonesia kembali sebelum masa pandemi.

Bidang kesehatan dan ekonomi tidak bersebrangan tetapi malah saling berkaitan.
Ketika uang negara difokuskan pada program-program untuk menyehatkan masyarakat yang kena Corona (misalnya biaya rumah Sakit pasien covid yang ditanggung BPJS), maka tidak serta-merta habis. Uang itu bertransformasi menjadi ketahanan ekonomi.

Ketika banyak orang yang sembuh dari Corona karena mereka bisa rawat inap di Rumah sakit maka mereka semangat bekerja lagi. Selain itu, saat tidaka da yang kena Corona maka suatu pabrik atau perkantoran tidak akan disegel, karena semuanya sehat dan bisa 100% work from office kembali. Mereka akan lebih produktif dan trengginas dalam bekerja, sehingga perekonomian akan makin maju.

Percepatan pertumbuhan ekonomi memang menjadi fokus pemerintah. Setelah sebelumnya fokus pada bidang kesehatan dan berhasil menurunkan jumlah pasien covid, dari 50.000-an jadi hanya 500-an per hari, saatnya memperbaiki perekonomian Indonesia.

Salah satu fokus pemerintah adalah memperbanyak investasi asing dan program proyek strategis nasional. Walau masih pandemi tetapi kedua hal ini tidak dibekukan, justru malah digenjot. Penyebabnya kita butuh modal banyak untuk menaikkan lagi perekonomian Indonesia dan caranya adalah dengan penanaman modal, sehingga menambah devisa negara.

Proyek strategis nasional juga terus dilanjutkan walau masih pandemi, karena pegawainya juga bekerja sesuai dengan protokol kesehatan. Justru proyek ini makin digenjot karena akan mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia, karena mereka butuh banyak pekerja. Saat pandemi ada banyak yang diputus kontraknya oleh perusahaan, dan sebagai gantinya mereka bisa bergabung di proyek strategis nasional.

Pemerintah terus berupaya mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Masyarakat pun diharapkan dapat mendukung berbagai program tersebut agar lapangan kerja baru dapat tercipta dan perekonomian kembali berputar dengan optimal.*

Penulis adalah kontributor Citizen Journalism bermestautin di Jakarta