Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Potensi Bisnis Perumahan Terbuka Lebar

Privatisasi BTN Diyakini Dukung Pertumbuhan Kredit
Oleh : jpnn/si
Kamis | 12-07-2012 | 21:23 WIB

JAKARTA, batamtoday - Privatisasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk melalui metode rights issue diyakini dapat mendukung pertumbuhan kredit. Prosentasenya menurut Direktur Utama PT Bank BTN Tbk Iqbal Latanro, sebesar 26 persen hingga 2016. Di samping meningkatkan profitabilitas.



"Rights issue akan memberikan manfaat besar bagi Bank BTN. Di antaranya penguatan permodalan, proses penyaluran kredit, dan peningkatan profitabilitas," kata Iqbal dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR di Senayan, Kamis (12/7).

CAR Bank BTN saat ini berkisar di level 16 persen, sehingga dengan privatisasi akan terdongkrak naik menjadi 19 persen. Sedangkan net proceed yang akan dihasilkan sebesar Rp 1,76 sampai Rp 2,36 triliun.

"Semua dana yang didapat dari hasil rights issue ini akan kami gunakan seluruhnya untuk penyaluran kredit," tegas Iqbal.

Ditambahkannya, pentingnya rights issue bagi Bank BTN karena jumlah CAR yang terus menurun akibat dari makin tinggi pertumbuhan kredit. Selama ini Bank BTN terbanyak untuk penyaluran kredit perumahan dibandingkan bank BUMN maupun swasta lainnya.

Dirut BTN ini menegaskan, kebutuhan rumah setiap tahunnya sebesar 700 ribu unit. Yang baru dapat dipenuhi hanya 400 ribu unit per tahun, sehingga backlog secara kumulatif telah mencapai 13,6 juta unit.

"Bank BTN tetap fokus pada pembiayaan perumahan. Ini ditunjukkan dengan market share per Desember 2011 mencapai 75,90 persen. Angka ini tertinggi di antara bank nasional yang hanya 24,10 persen," terangnya.

Lanjut Iqbal, Bank BTN memiliki peran strategis dalam pembangunan perumahan rakyat. Di mana setiap tahun membiayai 140 ribu unit rumah dan jumlah debitur secara akumulasi telah mencapai lebih dari tiga juta orang.

"Kami tetap berkomitmen mendukung program perumahan rakyat dengan penyaluran KPR subsidi rata-rata di atas 100 ribu debitur setiap tahunnya. Di samping mendominasi penyaluran kredit program perumahan rakyat setiap tahunnya," tandas Iqbal.

Hal senada disampaikan Wakil Ketua Komisi XI dari F-PDIP Olly Dondokambaey. Ia mengatakan, potensi bisnis perumahan di Indonesia terbuka lebar. Itu sebabnya, kalangan perbankan diharapkan bisa memanfaatkan peluang tersebut.

"Prospek bisnis perumahan sangat menjanjikan. Bila ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh perbankan terutama bank BUMN, akan menguntungkan sekali," kata Olly Dondokambey.