Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Liquiditas Tahun 2010 Naik 21%

BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2011 6.0-6.5%
Oleh : sumantri
Senin | 14-02-2011 | 09:25 WIB
Pimpinan_BNI_Ferri_Fariansis_Saat_memberikan_Hadiah_BNI_Taplus_Kepada_Nasabah_Batam_beberapa_waktu_lalu.gif Honda-Batam

Pimpinan BNI Ferri Fariansis Saat memberikan Hadiah BNI Taplus Kepada Nasabah Batam beberapa waktu lalu

Batam, batamtoday - Data dari Bank Indonesia menunjukkan, dalam kurun dua tahun terakhir, Indonesia merupakan sedikit dari negara di kawasan Asia, yang secara konsisten dapat membukukan pertumbuhan ekonomi di level positif. Pada tahun 2009, tatkala krisis Global menerjang sendi-sendi ekonomi bumi pertiwi, pertumbuhan tercatat hanya tumbuh 4.5%, lalu perekonomian nasional bangkit dan berada di level 6.0% pada tahun 2010.

Menurut Pimpinan Bank BNI Cabang Batam, Ferry Fariansis, meningkatnya pertumbuhan ekonomi selama 2010 juga ditopang kinerja sektor perbankan sebagaimana terlihat dari meningkatnya fungsi internediasi dan terjaganya stabilitas. 

"Ekspansi Kredit Perbankan nasional selama tahun 2010 yang mencapai persentase sebesar 22,8%, juga ditunjang oleh Rasio Kecukupan Modal (CAR) yang cukup tinggi dan Rasio kredit bermasalah (NPL) yang secara Gross berada dibawah level 5%," ujar Ferry Fariansis, kepada batamtoday, Senin 14 Februari 2011.

Masih menurut Ferry Fariansis, pertumbuhan ekonoomi yang stabil pada 2011, kemungkinan besar akan disertai dengan tekanan inflasi yang cenderung meningkat. Ekspektasi peningkatan Inflasi lebih disebabkan imbas dari harga pangan yang kerap kali mempengaruhi persepsi dan dinamika dipasar keuangan domestik. BI memang telah memasang ancang-ancang dengan penetapan sasaran inflasi nasional pada tahun 2011 berada dikisaran 5% plus minus 1%.

Secara Makro, Bank Indonesia sebagai Bank Sentral telah mengantisipasi empat kemungkinan yang akan menjadi penghambat laju pertumbuhan ekonomi. Pertama, yaitu bagaimana di satu sisi sistem keuangan domestik dapat diperkuat, dengan memprioritaskan investor domestik, agar perekonomian tidak perlu dikhawatirkan terkena resiko capital reversal.

Kedua adalah, bagaimana mentransformasikan ekonomi Indonesia menjadi ekonomi yang lebih berdaya tahan dan berkesinambungan. Ketiga yaitu, mengarahkan inflasi ketingkat yang rendah dan stabil sesuai target yang ditetapkan, terkait hal tersebut perlu adanya pembenahan struktural. Dan terakhir adalah bagaimana kita bisa meraup manfaat sebesar-besarnya dari arus modal masuk, dengan mengarahkan pada pendanaan dari fasilitas yang dapat menunjang iklim investasi itu sendiri.

Dengan langkah-langkah yang komperehensif tersebut, maka perekonomian bisa dikawal dan diarahkan pada pertumbuhan yang progressif dan terukur. sesuai dengan kebijakan Bank Indonesia selama tahun 2011 yang lebih berbentuk penguatan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial. (sumantri).