Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

KPPU Duga Ada Monopoli Bisnis Penunjang Perkapalan di Batam
Oleh : Ocep/Dodo
Senin | 09-07-2012 | 15:40 WIB

BATAM, batamtoday - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menduga ada monopoli dalam bisnis komoditas penunjang industri perkapalan khususnya dalam penyediaan bahan material untuk sandblasting.


Ketua KPPU Tadjuddin Noer Said mengatakan saat ini KPPU tengah mencermati penggunaan garnet di Batam yang kian meningkat seiring dengan dilarangnya pasir silika untuk keperluan sandblasting.

Berdasarkan laporan yang diterima KPPU  ketersediaan komoditas garnet dilakukan dengan cara diimpor oleh dua perusahaan yaitu PT Gamma Mutiara Andalan dan PT Makmur Meta Graha Dinamika.

"Pentingnya penggunaan garnet saat ini dicermati oleh KPPU yang diimpor hanya oleh dua perusahaan. Kondisi ini berpotensi praktek monopoli," kata dia di sela public hearing di I Hotel, Batam, Senin (9/7/2012).

Oleh karena itu KPPU membutuhkan masukan dari sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang industri perkapalan untuk menyelidiki hal itu.

Nantinya masukan dari mereka akan dikaji untuk membuktikan adanya indikasi monopoli soal pemasaran material sandblasting untuk industri perkapalan.

Ditempat yang sama, perwakilan PT Nippon Steel, Prakash, mengatakan penggunaan komoditas garnet untuk sandblasting di industri perkapalan sangat minim.

Garnet justru banyak digunakan untuk proses sandblasting di industri offshore minyak dan gas karena harganya yang lebih mahal.

Menurutnya, industri perkapalan banyak menggunakan copper slag untuk sandblasting dengan harga yang lebih murah dari garnet. Oleh karena itu ia menilai monopoli material sandblasting kemungkinan besar ada di penyediaan copper slag.

"Monopoli ada di cooper slag, bukan di garnet. Penggunaan garnet tidak banyak di Batam, shipyard semua pake copper slag," jelasnya.

Menurutnya, penggunaan garnet di Batam diperkirakan hanya sekitar 1.500 ton per bulan dari total material sandblasting yang digunakan di Batam. otal material sandblasting di Batam setiap bulannya mencapai 30.000 ton copper slag.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas Barang BP Batam Fathullah mengatakan material sandblasting masih banyak yang didatangkan dari luar.

Kebutuhan material itu akan semakin melonjak seiring dengan bertumbuhnya industri perkapalan dan penunjangnya serta industri migas yang sangat erat dengan penggunaaan material sandblasting.

Berdasarkan data BP Batam saat ini ada 76 perusahaan perkapalan yang beroperasi di Batam. Sepanjang 2009-2011, perusahaan tersebut sudah memproduksi atau memperbaiki kapal dengan jumlah 475 kapal.