Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PPDB Kota Batam 2012

Udin Pertanyakan Daya Tampung Siswa SMPN 36 Sei Binti
Oleh : Gokli/Dodo
Kamis | 05-07-2012 | 16:39 WIB
udin-sidak-smp-36.gif Honda-Batam
Udin P. Sihaloho saat mendatangi SMP Negeri 36 di Sei Binti.

BATAM, batamtoday - Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Batam, Udin P Sihaloho mempertanyakan daya tampung siswa baru di SMPN 36 Sei Binti, Sagulung. Pasalnya, pada penerimaan siswa baru tahun lalu sekolah tersebut mampu menampung sebanyak tujuh rombongan belajar (rombel) siswa. Namun, pada tahun 2012 ini, SMPN 36 hanya menampung empat rombel siswa atau setara dengan 160 orang.


Kamis, (5/7/2012) sekitar pukul 13.00 WIB, legislator asal PDI Perjuangan tersebut datangi SMPN 36 Sei Binti lantaran mendapat pengaduan dari warga, dimana ratusan anak di Kelurahan Sei Binti terancam tak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP lantaran daya tampung berkurang dari tahun sebelumnya. 

Hal ini terjadi karena penerimaan siswa baru yang menggunakan sistim online hanya menampung 160 siswa untuk empat rombongan belajar (Rombel). Sementara, jumlah yang hendak masuk ke sekolah itu melebihi kuota tersebut.

"Kenapa tak diterima saja, tahun lalau mampu tampung tujuh rombel, sekarang kenapa hanya empat," tanya Udin kepada pihak sekolah di tengah kerumunan warga.

Ditambahkannya, selain membandingkan daya tampung sebelumnya dengan sekarang, dia juga mengatakan antara yang keluar dengan yang masuk masih dapat disesuaikan. Pasalnya, pada lulusan tahun ini sekolah tersebut menamatkan sekitar tujuh rombel siswa, artinya penerimaan tahun ini harusnya mampu terima tujuh rombel.

"Ini menjadi pertanyaan bagi saya, yang keluar sudah tujuh rombel, harusnya mampu menampung tujuh rombel lagi. Kenapa harus dipaksakan hanya empat," herannya.

Terutama anak yang tidak mampu, kata Udin sudah seharusnya diterima secara otomatis. Hal ini sesuai dengan peraturan yang berlaku yakni wajib belajar sembilan tahun. Jadi, kalau masih tetap pada kuota 160 siswa, yang lain pada mau dikemanakan. Memang, sebagian masyarakat berekonomi lumayan, masih bisa menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta, tapi bagi yang tidak mampu hal ini akan sangat menyulitkan.

"Dinas Pendidikan seharusnya menjadikan hal ini pelajaran. Masa setiap tahun harus ribut. Buat solusi dong, jangan dibiarkan masyarakat resah," katanya.

Di sisi lain, warga berharap supaya keresahan mereka terkait penerimaan siswa baru ini ada solusi. Melalui wakil rakayat, keluhan tersebut tersampaikan ke pihak pemerintah dan perlu diperjuangkan. Anak-anak yang tak lulus seleksi sistim online tersebut merupakan generasi penerus, yang perlu mendapat pendidikan guna mencerdaskan bangsa.

"Harapan kami, keluhan maupun keresahan kami ini ada solusi. Anak-anak dapat mengenyam pendidikan dan diterima di SMPN 36 ini," ujar Weny, salah seorang warga.