Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hari Sumpah Pemuda, Inspirasi Milenial Tanggulangi Pandemi
Oleh : Opini
Rabu | 27-10-2021 | 14:52 WIB
A-Sumpah-pemuda.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ilustrasi spirit sumpahpemuda. (Foto: Ist)

Oleh Deka Prawira

PERINGATAN Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2021 diharapkan menjadi sumber inspirasi milenial untuk ikut menanggulangi Covid-19. Dengan adanya keterlibatan generasi muda, maka diharapkan dampak pandemi Covid-19 dapat segera teratasi.

Pandemi Covid-19 di Indonesia membawa efek samping yang panjang dan lama, mulai dari bidang ekonomi, sosial, sampai psikis. Kita berjuang untuk terus bertahan hidup dan menerapkan protokol kesehatan agar tidak kena Corona, sekaligus menjaga hati dan pikiran agar tidak stress karena virus jahat tersebut. Selain itu, masyarakat juga sangat terdampak finansialnya dan kembang-kempis untuk survive.

Untuk menolong masyarakat yang kesulitan, maka warga lain kompak dalam berdonasi dan membuat berbagai program. Penyebabnya karena mereka tidak mau hanya bergantung dari bantuan sosial pemerintah. Para pemuda juga turut ambil bagian karena mereka juga punya kepedulian sosial.

Peringatan sumpah pemuda tanggal 28 oktober 2021 ini juga menjadi titik penting, agar para pemuda bersatu dalam menangani dampak pandemi Corona. Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin menyatakan bahwa peringatan sumpah pemuda adalah momen untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Anak muda juga bisa turut menanggulangi dampak pandemi dan memutus rantai penyebaran virus Covid-19.

Dalam artian, para pemuda seharusnya bersatu dan memaknai sumpah pemuda, dengan menggalakkan lagi protokol kesehatan dan cara-cara lain agar Corona tidak menyebar.

Misalnya, mereka bisa membuat desain grafis atau meme yang menjelaskan tentang prokes 10M, karena masyarakat baru familiar dengan prokes 3M. Sehingga ketika grafis itu viral di media sosial, akan lebih banyak orang yang mempraktekkan prokes 10M.

Selain itu, para pemuda juga menanggulangi dampak pandemi, terutama di bidang ekonomi. Mereka bisa mengadakan penggalangan dana dan hasilnya dibelikan sembako lalu dibagikan kepada fakir-miskin dan kalangan masyarakat yang kesusahan ekonominya gara-gara Corona. Mengingat dampak pandemi sungguh dahsyat, bahkan rakyat kelas menengah ke atas (yang rata-rata pedagang) juga kesulitan karena daya beli banyak orang menurun.

Donasi bisa dilakukan secara online dan saat ini sudah ada beberapa platform yang menjadi jembatan antara pemuda dengan donatur, sehingga lebih menjangkau banyak orang yang akan menyumbang. Ketika donasi dilakukan secara online maka akan aman dari kontak fisik dan meminimalisir potensi penyebaran Corona.

Para pemuda juga bisa memaknai peringatan sumpah pemuda dengan membagi-bagikan masker, mengingat masih ada saja yang tidak mengenakannya. Jika orang-orang diberi masker disposable maka otomatis akan dipakai, karena rata-rata menyukai barang gratisan. Harga masker sangat terjangkau tetapi efeknya dahsyat, karena bisa mencegah penularan Corona.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian juga berpesan kepada para pemuda, khususya mahasiswa, dalam memperigati hari sumpah pemuda. Mereka bisa mensosialisasika gaya hidup sehat dan protokol kesehata 10M, ketika melakukan kuliah kerja nyata di pedesaan. Peyebabnya karena masih banyak masyarakat di pinggiran yang minim informasi tentang bahaya Corona.

Jika para mahasiswa mengadakan penyuluhan maka warga desa akan terketuk hatinya lalu langsung otomatis pakai masker. Mereka juga mempraktikkan poin-poin lain dalam prokes 10M dan berusaha hidup tertib, serta mau mengikuti vaksinasi. Peyebabnya karena sudah megetahui apa saja bahaya Corona.

Peringatan sumpah pemuda adalah momen penting untuk bersatu, dan para pemuda bisa menggunakannya untuk tetap solid. Sumpah pemuda bukan sekadar upacara, tetapi menjadi titik di mana mereka sadar untuk melakukan gerakan sosial dalam menangani dampak pandemi Covid-19. Caranya dengan penggalangan dana dan sosialisasi prokes 10M.*

Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute Jakarta