Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Kepri Bertambah 1,29 Persen
Oleh : Agus/Dodo
Rabu | 04-07-2012 | 11:03 WIB

TANJUNGPINANG, batamtoday - Sesuai dengan data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Modul Konsumsi bulan Maret 2011 dan Maret 2012 Badan Pusat Statitik (BPS) Kepulauan Riau jumlah penduduk miskin di provinsi ini tercatat sekitar 131.222 jiwa.


Kepala BPS Kepri Muhamad Taufik mengatakan jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan) di Provinsi Kepulauan Riau pada bulan Maret 2012 sebesar 131.222 jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2011 yang  sebesar 129.557 jiwa.

"Penduduk miskin di Kepri terjadi penambahan sebesar 1.665 jiwa atau 1,29 persen," kata Taufik, Selasa (3/7/2012)
 
Taufik merinci, selama periode Maret 2011-Maret 2012, penduduk miskin di perkotaan bertambah 2.176 jiwa, sementara di daerah perdesaan mengalami penurunan yaitu 511 jiwa.

Secara relatif penduduk miskin daerah perkotaan juga mengalami penurunan selama periode Maret 2011-Maret 2012, yaitu dari 7,35 persen menjadi 7,15 persen. Hal yang sama juga terjadi pada persentase penduduk miskin perdesaan, yakni menurun dari 7,65 persen menjadi 6,94 persen. 

Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). Pada bulan Maret  2012, sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 67,42 persen, sedangkan sumbangan garis kemiskinan non makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2012 adalah sebesar 32,58 persen

Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di daerah perkotaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras dan daging ayam ras, sedangkan di daerah pedesaan adalah komoditas beras, rokok kretek filter, gula pasir dan mie instan. Untuk komoditi bukan makanan, kontribusi terbesar terhadap garis kemiskinan adalah biaya perumahan, listrik dan bensin, baik di daerah perkotaan maupun di daerah perdesaan.

Pada periode Maret 2011 – Maret 2012, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) tidak mengalami perubahan yang signifikan, yaitu sebesar 1,01 dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin masih jauh dari garis kemiskinan, tetapi ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin rendah.