Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mewaspadai Ancaman Gelombang Ketiga Covid-19
Oleh : Opini
Sabtu | 09-10-2021 | 14:36 WIB
A-GELOMBANG-KETIGA-COVID.jpg Honda-Batam
Ilustrasi gelombang ketiga Covid-19. (Foto: Ist)

Oleh Sulaiman Al Jindan

MASYARAKAT diminta untuk mewaspadai ancaman gelombang ketiga Covid-19 seiring adanya relaksasi kegiatan masyarakat. Masyarakat pun diminta untuk selalu taat Prokes (protokol kesehatan) dan mengikuti program vaksinasi guna mencegah potensi gelombang ketiga tersebut.

Satuan Tugas (SATGAS) Penanganan Covid-19 meminta pemerintah dan masyarakat belajar dari negara lain yang tengah menghadapi lonjakan kasus covid-19. Perlu kita ketahui, sejumlah negara memang telah mencapai cakupan vaksinasi yang tinggi. Seperti Singapura (79%), Finlandia (73%), Inggris (71%), Jepang (66%) dan Amerika Serikat (63%).

Namun, negara-negara tersebut kini justru mengalami lonjakan kasus covid-19. Hal tersebut disebabkan oleh relaksasi kegiatan masyarakat di ruang publik, serta menurunnya kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual mengatakan, adanya lonjakan kasus pada negara dengan vaksinasi tinggi ini, karena negara tersebut lebih berfokus pada penguatan 3T dan peningkatan vaksinasi, tetapi kurang berfokus pada protokol kesehatan. Hal tersebut rupanya terjadi di Singapura.

Akhirnya di Singapura bermunculan cluster baru covid-19. Misalnya, cluster restoran, cluster tempat karaoke, cluster mal, hingga cluster terminal bus. Kondisi serupa juga dialami Finlandia yang mengalami lonjakan kasus covid-19.

Sebelumnya, ditemukan cluster baru dari tim sepak bola Finlandia yang datang dari Rusia, tanpa menjalani tes screening terlebih dahulu. Masyarakat di Finlandia juga cenderung tidak merespons upaya tracing oleh pemerintah. Sehingga, menghambat pelacakan dan penanganan kasus covid-19 sejak dini.

Di Inggris, cluster baru covid-19 bermunculan setelah diselenggarakan pembelajaran tatap muka di sejumlah seklah. Lalu di Jepang terdapat cluster atau penambahan kasus covid-19 yang berhubungan dengan Olimpiade. Meski ada pembatasan secara ketat, tetapi rupanya tidak berdampak secara signifikan terhadap pola kegiatan sosial masyarakat.

Begitu pula yang terjadi di Amerika Serikat. Cakupan Vaksinasi covid-19 yang tinggi, rupanya tidak disertai dengan pengawasan protokol kesehata yang baik. Penggunaan masker pun tidak menjadi kewajiban di beberapa tempat umum, sehingga menjadi salah satu faktor kenaikan kasus covid-19.

Ia menjelaskan, penting untuk dipahami bahwa target vaksinasi pada masa pandemi untuk membentuk kekebalan komunitas. Kekebalan tersebut baru terbentuk sempurna jika seluruhnya telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.

Wiku menuturkan, bahwa kita tidak bisa berpuas diri dan merasa aman hanya karena kita sudah mendapatkan vaksin, terutama jika ada vaksin dosis pertama. Endemi dapat tercapai jika peningkatan cakupan vaksinasi dibarengi dengan upaya kolektif lainnya, yaitu pengawasan protokol kesehatan, hingga kepatuhan masyarakat.

Sementara itu, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) meminta agar seluruh rumah sakit yang menjadi rujukan pasien Covid-19 selalu siaga dalam menyiapkan kondisi lonjakan kasus. Hal ini berguna untuk mengatisipasi potensi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.

Lia Gardenia selaku Sekretaris Jenderal Persi mengatakan, kita perlu belajar dari pengalaman sebelumnya, Indonesia berpotensi mengalami lonjakan Covid-19 tiga bulan pasca negara tetangga mengalami lonjakan. Menurutnya kasus-kasus Covid-19 yang ditemukan pada pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah bisa menjadi ancaman serius akan lonjakan Covid-19.

Dalam kesempatan rapat dengar pendapat (RDP) yang disiarkan melalui kanal YouTube Komisi IX DPR RI, Lia mengatakan bahwa pihaknya harus mengantisipasi karena bisa saja ada gelombang ketiga yang masuk, karena tetangga kita Singapura dan Malaysia mulai meningkat lagi walaupun di sana, vaksinasinya sudah tinggi.

Lia menuturkan, pihaknya telah melakukan penataan SDM yang berkompeten di masing-masing fungsional kerja. Ia juga meminta agar masing-masing rumah sakit untuk dapat memperhitungkan betul konversi tempat tidur agar tidak terjadi kondisi 'kelabakan' manakala pasien Covid-19 kembali melonjak.

Tak hanya itu, dirinya juga telah mewanti-wanti seluruh rumah sakit untuk mempersiapkan dengan apik alat kesehatan, obat, hingga oksigen agar stok dapat dikelola dengan baik. Dengan demikian tidak muncul kekurangan logistik apabila terjadi gelombang ketiga covid-19 di Indonesia.

Ia juga menyoroti sejumlah pedoman pemerintah yang menurutnya harus direvisi. Lia menyebut, dalam beberapa kasus pihak Rumah Sakit harus menggunakan obat Covid-19 yang sebenarnya tidak ada dalam pedoman pemerintah.

Sikap waspada jelas mutlak diperlukan, apalagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengingatkan bahwa kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia belum keluar dari zona bahaya kendati penambahan kasus harian Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir.*

Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute Jakarta