Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Minta Pisahkan Lokalisasi BS dengan Permukiman Warga
Oleh : Harjo/Dodo
Selasa | 03-07-2012 | 16:18 WIB

TANJUNGUBAN, batamtoday - Keberadaan lokalisasi Bukit Senyum (BS) yang menyatu dengan permukiman warga mengkhawatirkan tumbuh kembang kejiwaan anak. Di lokalisasi tersebut ratusan anak hidup dan berkembang, bersosialisasi, bermain. Namun di situ pula mereka menyaksikan pemandangan perilaku orang dewasa yang tidak selayaknya dilihat oleh anak-anak yang belum dewasa. 


Tukiman, tokoh masyarakat Desa Lancang Kuning mengatakan sebagai salah satu anggota komite sekolah di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Bintan Utara dirinya diundang oleh pihak sekolah untuk mencari solusi berkaitan dengan banyaknya anak-anak yang berdomisili di lokalisasi BS sering yang ketiduran di kelas.

"Anak-anak mengatakan mereka berkaraoke sampai pukul 02:00 WIB dinihari. Sehingga di sekolah selalu mengantuk dan ketiduran," kata Tukiman, Senin (2/7/2012) kemarin.

Dengan kondisi yang mengkhawatirkan tersebut ujar Tukiman, ia meminta pemerintah bertindak untuk mencarikan solusi yang bijak agar jangan sampai anak-anak sebagai generasi emas menjadi korban keadaan.

"Pisahkan lokalisasi BS dengan permukiman warga. Sehingga anak-anak bisa tumbuh kembang dengan normal," pinta Tukiman.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bintan itu juga meminta kepada pemerintah untuk membatasi jumlah penjaja seks komersialnya (PSK), karena selama ini jumlahnya semakin banyak, bukannya semakin menurun.

"Ini sangat mengkhawatirkan. Semestinya dibatasi, supaya jumlahnya menurun. Kalau perlu dididik, diberi pelatihan ketrampilan intensif, sehingga mempunyai ketrampilan hidup sebagai bekal untuk mandiri ketika umur mereka sudah tua dan tidak laku lagi sebagai PSK," terangnya.

Sementara itu wakil ketua FKUI SBSI Bintan Iskandar, mengatakan terkait masalah lokalisasi dan pemukiman, sehrusnya pemerintah memikirkannya karena hal tersebut tentu berdampak negatif terhadap perkembangan anak-anak yang belum dewasa.
 
“Pemerintah harus mencarikan solusi, agar keberadaan lokalisasi tersebut bukan semakin berkembang, apa lagi di situ sudah menjadi pemukiman warga dan banyak anak-anak yang belum dewasa,” imbuhnya. 

Lebih jauh, katanya, kalau untuk menutup lokalisasi secara spontan mungkin pemerintah sulit, tetapi yang lebih penting adalah memberikan solusi dan menyelamatkan anak-anak, yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa ini.