Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PSK 'Alumni' Lokalisasi BS Bintan Mulai Resahkan Warga Tanjunguban
Oleh : Harjo
Sabtu | 18-09-2021 | 15:16 WIB
A-LOKALISASI-BINTAN.jpg Honda-Batam
Photo gerbang lokalisasi BS sebelum resmi ditutup dua tahun lalu. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Aktivitas lokalisasi Bukit Senyum (BS) di Desa Lancang Kuning, memang sudah ditutup oleh pemerintah pada September 2019 lalu.

Namun, akhir-akhir ini diduga akibat ditutupnya lokalisasi tersebut, justru dampak sosialnya makin meresahkan masyarakat Tanjunguban, Kecamatan Bintan Utara dan sekitarnya.

"Lokalisasi memang sudah dua tahun ditutup secara resmi, saat itu Pekerja Seks Komersial (PSK) dipulangkan ke kampung halaman atau kampung asalnya. Tapi nyatanya, justru diduga PSK yang selama ini masih beraktivitas secara sembunyi di eks lokalisasi tersebut, mulai merambah ke wilayah Tanjunguban dan sekitarnya, bahkan hingga ke kos-kosan," ungkap sumber BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Sabtu (18/9/2021).

Ditambahkannya, aktivitas PSK tersebut makin secara terang-terangan sudah merambah ke beberapa wisma, penginapan dan kos-kosan. Ini terjadi sejak sekitar dua minggu lalu.

"Informasinya, PSK menjalankan aktivitasnya ke wilayah pemukiman karena di eks lokalisasi sudah sama sekali tidak bisa menjalankan profesinya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Lancang Kuning, Kholili Bunyani, membenarkan dirinya sudah menerima informasi tersebut.

"Informasinya mereka (PSK-red) memang ada di beberapa wisma atau penginapan hingga ke kos-kosan. Itu sejak sekitar dua minggu lalu, entah apa penyebabnya akan segera dikoordinasikan dengan instansi terkait guna mencari solusi terbaik," katanya.

Dilanjutkannya, secara pastinya memang belum diketahui secara persis berapa banyak jumlahnya, untuk mencari solusinya tentunya akan terlebih dikoordinasikan dengan pihak yang berkopeten.

"Semoga dalam waktu dekat, ada solusi terbaik dan tidak membuat keresahan di tengah masyarakat," harapnya.

Editor: Dardani