Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Proyek Pembangunan Pelantar di Tanjunguma Bermasalah
Oleh : Hendra Zaimi/Dodo
Jum'at | 29-06-2012 | 13:45 WIB

BATAM, batamtoday - Masyarakat Tanjunguma sudah bisa merasa lega sebab akses jalan warga semakin mudah dengan selesainya pembangunan pelantar sepanjang 40 meter berkat bantuan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.

Namun belakangan hari muncul masalah, sebab dana anggaran dari PNPM Mandiri untuk pembangunan pelantar Tanjunguma sebesar Rp57 juta tak seluruhnya cair dan hingga kini tak ada kejelasannya.

"Dana proyek pembangunan pelantar ini baru dikucurkan PNPM Mandiri sebesar Rp16,4 juta dan hingga kini sisanya tak kunjung ada kejelasan," ujar Nurdin, Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sekaligus kepala proyek pengerjaan pembangunan pelantar Tanjunguma kepada batamtoday, Jumat (29/6/2012).

Kejadian berawal pada mulanya pekerjaan pembangunan pelantar, Lurah Tanjunguma, Muhammad Fauzi meminta kepada Nurdin agar dapat menyelesaikan pengerjaan pelantar sebelum bulan puasa, dan segala pembiayaan ditalangi terlebih dahulu oleh Nurdin.

"Pak lurah meminta saya menalangi dulu seluruh biaya pekerjaan pelantar, jika proyek telah selesai dikerjakan sisa dana sebesar Rp40,6 juta akan dibayarkan," tambah Nurdin.

Proyek pembangunan pelantar itu saya kerjakan selama 20 hari dengan menggunakan dana pribadi, lanjut Nurdin, namun sebulan setelah pekerjaan selesai dana sisa anggaran dari PNPM Mandiri tak kunjung terselesaikan.

"Waktu itu selain pak lurah, Ibu Dewi dari Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Tanjunguma yang meminta saya talangi dulu dana pekerjaan pelantar. Tapi setelah selesai, Bu Dewi hanya bilang nanti-nanti, sedangkan Pak Lurah menunggu dana swadaya dari masyarakat," terang Nurdin dengan nada kesal.

Sebab, dana dari swadaya masyarakat Tanjunguma itu bukanlah dana untuk membayar uang proyek pekerjaan pembangunan pelantar PNPM Mandiri melainkan untuk pembangunan sisa pembangunan jembatan yang keseluruhan panjangnya mencapai 185 meter ini.

"Panjang pelantar ini keseluruhannya 185 meter. Dana PNPM sebesar Rp57 juta untuk pembangunan sepanjang 40 meter, bantuan dari Kantor Pegadaian sebesar Rp90 juta untuk pembangunan pelantar sepanjang 70 meter dan sisa pembangunan jembatan sepanjang 75 meter dari uang swadaya masyarakat. Jadi tak bisa pak lurah mau membayar pekerjaan saya dengan dana dari swadaya masyarakat," terang Nurdin.

Nurdin menarik kesimpulan, bahwa lambannya pencairan pembangunan proyek pelantar itu karena sentimen pribadi dari Pak Lurah kepada dirinya, sebab waktu itu Pak lurah sempat meminta fee Rp5 juta dari Nurdin atas bantuan pembangunan pelantar dari Pegadaian Batam.

"Pak lurah pernah meminta fee sebesar lima juta dari bantuan Pegadaian Batam karena bantuan tersebut bisa cair atas lobi-lobi dia. Tapi kami tak mengabulkan permintaan itu, sebab proyek dari Pegadaian Batam murni proposar yang diajukan Karang Taruna Tanjunguma dan bukannya lobi pak lurah," ujarnya lagi.

Sementara itu, Lurah Tanjunguma, Muhammad Fauzi ketika akan dikonfirmasi batamtoday terkait hal tersebut sedang tak berada di tempat karena sedang ada acara dinas di Kantor Gubernur di Tanjungpinang.

"Pak lurah lagi ada dinas di Tanjungpinang, yang bisa menjawab masalah ini hanya pak lurah," ujar Hendri, Kasi Kesra Kantor Kelurahan Tanjunguma.