Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kehadiran Suryatati dalam Pendaftaran Maya-Tengku Dipertanyakan Dewan
Oleh : Charles/Agus/Dodo
Senin | 25-06-2012 | 18:20 WIB
suryatati a manan.Jpg Honda-Batam

Suryatati A. Manan.

TANJUNGPINANG, batamtoday - Kedatangan dan kehadiran Wali Kota Tanjungpinang Suryatati A Manan di KPU, pada pendaftaran anaknya sebagai calon wali kota, mendapat sorotan tajam dari sejumlah masyarakat, DPRD serta pengamat politik di Tanjungpinang, Senin (25/6/2012). 

 

Salah seorang warga, Nurjaman mengatakan, pihaknya selaku masyarakat sangat mempertanyakan keikutsertaan dan kehadiran Wali Kota Tanjungpinang tersebut, karena yang maju dan mencalonkan diri itu, bukan dirinya, melainkan anaknya.

 

"Harusnya wali kota dapat menempatkan posisinya sebagai wali kota yang netral dalam pelaksanaan Pemilukada," ujar Nurjaman. 

Hal yang sama juga dikataka Sekretaris Komisi II DPRD Kota Tanjungpinang, Asep Nanasuriyana. Dia mengatakan, seharusnya kepala daerah itu menjadi panutan dan berdiri di semua golongan. 

"Kami sangat mempertanyakan kapasitas wali kota yang datang dan hadir di KPU, sebagai apa....? Apakah sebagai ibu dari calon walikota atau sebagai wali kota Tanjungpinang," ujar Nanasuryana. 

Kalau sebagai ibu dari calon walikota, harusnya Suryatati dapat menempatkan diri, atau mungkin tidak memakai baju yang sama saat dirinya menghadiri paripurna di DPRD. 

"Namun kenyatanya, pakaian yang digunakan sama dengan yang digunakan saat datang ke KPU pada pendaftaran Maya Suryanti dan Tengku Dahlan, hal ini juga nantinya akan kami pertanyakan di Dewan," ujarnya. 

Kalau dia cuti, kata Nana, jelas tidak ada masalah pada suksesi pilwako. Tetapi kenyataannya, sampai saat ini Wali Kota Tanjungpinang tidak mengajukan cuti. 

"Jadi jelas dalam pencalonan Maya Suriyanti ini jelas-jelas kepentingan incumbent, khususnya wali kota yang masa jabatanya akan berakhir," ujarnya. 

Hal yang sama juga dikatakan anggota DPRD Kota Tanjungpinang dari Partai Demokrat, Maskur Tilawahyu. Ia mengatakan, sangat menyayangkan sikap dan ketidakindependenan wali kota tersebut dan menurutnya hal ini akan menjadi preseden buruk dalam pembelajaran demokrasi di Tanjungpinang. 

"Kita sangat berharap, jabatan wali kota itu adalah jabatan untuk semua masyarakat. Karena itu tidak etis kalau jabatan ini digunakan untuk kelompak tertentu," ujar Maskur. 

Maskur juga mengakui, kalau sebelum ke KPU, DPRD dan Wali Kota Tanjungpinang baru selesai melaksanakan rapat paripurna. Namun ternyata, selesai rapat, Suryatati langsung datang dan menghadiri pendaftaran anaknya sebagai calon Wali Kota Tanjungpinang di KPU.

 

Salah seorang warga, Nurjaman mengatakan, pihaknya selaku masyarakat sangat mempertanyakan keikutsertaan dan kehadiran Wali Kota Tanjungpinang tersebut, karena yang maju dan mencalonkan diri itu, bukan dirinya, melainkan anaknya.

"Harusnya wali kota dapat menempatkan posisinya sebagai wali kota yang netral dalam pelaksanaan Pemilukada," ujar Nurjaman.

Hal yang sama juga dikataka Sekretaris Komisi II DPRD Kota Tanjungpinang, Asep Nanasuriyana. Da mengatakan, seharusnya kepala daerah itu menjadi panutan dan berdiri di semua golongan.

"Kami sangat mempertanyakan kapasitas wali kota yang datang dan hadir di KPU, sebagai apa....? Apakah sebagai ibu dari calon walikota atau sebagai wali kota Tanjungpinang," ujar Nanasuryana.

Kalau sebagai ibu dari calon walikota, harusnya Suryatati dapat menempatkan diri, atau mungkin tidak memakai baju yang sama saat dirinya menghadiri paripurna di DPRD.

"Namun kenyatanya, pakaian yang digunakan sama dengan yang digunakan saat datang ke KPU pada pendaftaran Maya Suryanti dan Tengku Dahlan, hal ini juga nantinya akan kami pertanyakan di Dewan," ujarnya.

Kalau dia cuti, kata Nana, jelas tidak ada masalah pada suksesi pilwako. Tetapi kenyataannya, sampai saat ini Wali Kota Tanjungpinang tidak mengajukan cuti.

"Jadi jelas dalam pencalonan Maya Suriyanti ini jelas-jelas kepentingan incumbent, khususnya wali kota yang masa jabatanya akan berakhir," ujarnya.

Hal yang sama juga dikatakan anggota DPRD Kota Tanjungpinang dari Partai Demokrat, Maskur Tilawahyu. Ia mengatakan, sangat menyayangkan sikap dan ketidakindependenan wali kota tersebut dan menurutnya hal ini akan menjadi preseden buruk dalam pembelajaran demokrasi di Tanjungpinang.

"Kita sangat berharap, jabatan wali kota itu adalah jabatan untuk semua masyarakat. Karena itu tidak etis kalau jabatan ini digunakan untuk kelompak tertentu," ujar Maskur. 

Maskur juga mengakui, kalau sebelum ke KPU, DPRD dan Wali Kota Tanjungpinang baru selesai melaksanakan rapat paripurna. Namun ternyata, selesai rapat, Suryatati langsung datang dan menghadiri pendaftaran anaknya sebagai calon Wali Kota Tanjungpinang di KPU.