Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Siap Jadi Wali Kota Miskin

Husnizar Hood dan Rudi Chua Tandatangani Kontrak Politik
Oleh : Charles/Dodo
Senin | 25-06-2012 | 13:01 WIB

TANJUNGPINANG, batamtoday - Husnizar Hood dan Rudi Chua, kandidat pasangan dari Partai Demokrat yang akan maju dalam Pemilihan Wali Kota Tanjungpinang 2012 menandatangani 10 kontrak politik yang akan dilaksanakan jika keduanya muncul sebagai pemenang dalam perhelatan politik daerah lima tahunan itu.

"Yang paling menarik dari kontrak politik kami ini, adalah kami siap menjadi wali kota dan wakil wali kota yang paling miskin, dengan segera membuat Perda Transparansi, dan akan siap mundur kalau 10 program dalam kontrak politik yang kami buat tidak terealisasi," kata Husnizar Hood dan Rudy Chua pada wartawan usai mendaftarkan dirinya di KPU Tanjungpinang, Minggu (25/6/2012) kemarin. 

Anehnya, dari 10 kontrak politik pasangan bakal calon walikota dan wakil wali kota yang diusung koalisi Bersatu, Untuk Tanjungpinang Lebih Baik ini, tidak satupun kontrak politiknya, yang menyatakan komitmennya dalam memberantas korupsi atau menyatakan siap dipenggal maupun diberhentikan kalau dirinya terbukti korupsi. 

Sebaliknya, dari 10 komitmen pasangan yang diusung Partai Demokrat, PDK, dan PKB ini, hanya terdiri dari penyediaan layanan air bersih yang dapat dinikmati masyarakat, membebasakan Kota Adipura ini dari banjir setiap hujan, peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan kualitas kesehatan, menjamin tidak terjadinya pemadaman listrik, mendekatkan pelayanan pada masyarakat. 

Peningkatan pembangunan akhlak mulia, transparansi pemerintah dalam keuangan dengan membuat Perda Transparansi, pembangunan ekonomi kerakyatan, serta peningkatan kesejahteraan rakyat dengan pembangunan rumah sederhana. 

Selai itu, pasangan tersebut secara tegas juga menyatakan kalau pihaknya dalam berkampanye dan menjual program yang diusung pada Pemilukada Tanjungpinang ini, meminta maaf atas tidak dapatnya memberikan uang maupun sesuatu hal sebagaimana yang dilakukan calon kandidat lain, karena bagi mereka, pemberiaan sesuatu hal saat pencalonan merupakan sumber bobroknya kepemimpinan yang bersangkutan. 

"Kami juga menyatakan sangat minta maaf pada mayarakat kalau dalam berkampanye pada pencalonan ini, kami tidak dapat memberikan sesuatu hal berupa uang, sembako dan sebagainya, karena hal itu akan menjerat kami pada sponsor yang akan menjadi utang yang harus kami bayar nantinya saat kami terpilih," ujarnya.