Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Harga Wortel dan Bawang Putih Impor Semakin Mahal
Oleh : Gokli/Dodo
Sabtu | 23-06-2012 | 12:47 WIB

BATAM, batamtoday - Harga beberapa kebutuhan pokok yang didatangkan dari luar negeri seperti wortel dan bawang putih semakin mahal. Bahkan, naiknya harga ini berlangsung setiap harinya.

Seperti halnya di pasar basah Sagulung, harga wortel asal China dan Thailand ini mencapai Rp65 ribu per kotak. Tapi, satu minggu sebelumnya sempat mencapai Rp100 ribu per kotak. Sementara harga normal sebelum mengalami kenaikan berkisar Rp45 ribu per kotak.

Menurut seorang penjual, Sinof harga wortel tersebut mengalami kenaikan setiap hari sekitar Rp10 ribu. Tapi, seminggu terahir terjadi penurunan harga yang sebelumnya mencapai Rp100 ribu.

"Hampir tiap hari naik mas, dari Rp45 ribu sampai ke Rp100 ribu. Tapi, minggu ini turun sedikit mencapai Rp65 ribu," katanya.

Selain wortel impor, kata Sinof harga bawang putih impor juga mengalami kenaikan yang sangat drastis. Dimana untuk harga per saknya saat normal mencapai Rp50 ribu. Namun, setelah mengalami kenaikan harga per saknya mencapai Rp145 ribu. 

"Yang lebih ngeri harga bawang putih impor mas, kenaikannya mencapai Rp95 ribu per saknya," jelas Sinof. 

Kenaikan ini, menurut Sinof lantaran pihak yang melakukan ekspor dari China dimonopoli dua orang. Sehingga, penekanan harga dilakukan sesuka hantinya. Tak hanya itu, pihak importir yang ada di Batam juga tidak banyak dan juga sangat mempengaruhi harga di pasar-pasar basah.

"Yang saya dengar kenaikan ini karena pemasok di Cina itu hanya dua orang dan juga yang ada di Batam tak banyak. Jelaslah suka-sukanya naikkan harga," papar Sinof lagi.

Naiknya harga ini, membuat para penjual kewalahan untuk melakukan stok barang. Hal ini karena harga sangat susah di prediksikan kenaikannya. Akan tetapi, imbas dari kenaikan ini sagat berpengaruh terhadap masyarakat atau pelanggan. 

"Kami kewalahan melakukan stok barang, harga kadang naik kadang turun. Tapi, yang paling disusahkan tetap pembeli yang semakin tak mampu membeli barang karena sangat mahal," keluhnya.