Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Suara Demokrat Diprediksi Makin Terpuruk
Oleh : surya
Kamis | 21-06-2012 | 16:53 WIB

JAKARTA, batamtoday - Hasil survei yang menunjukkan terpuruknya popularitas Partai Demokrat (PD) dianggap sebagai fakta yang tak bisa dipungkiri. Karena itu kader PD harus mengaca diri, dan jika sampai akhir 2012 kasus dugaan korupsi yang menyebut elit Demokrat, termasuk Ketua Umum PD Anas Urbaningrum itu belum tuntas, maka perolehan suara PD dalam Pemilu 2014 diperkirakan kurang dari 10 persen. PD pun ke depan akan makin sulit menentukan arah politiknya.

"Kalau bicara survei, memang terjadi penurunan dukungan publik terhadap Demokrat. Survei itu tidak selamanya buruk. Turunnya PD menunjukkan ada komunikasi dan image yang berubah di masyarakat. Persepsi publik sudah menganggap ada perselisihan antara Anas dan Ketua Umum Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Itulah yang berparuh tinggi terhadap penurunan citra PD. Penurunan suara PD itu lebih disebabkan terkait buruknya persepsi PD di hadapan rakyat. Jadi, internal PD harus berkaca dan melakukan introspeksi diri untuk menyikapi hal itu," tandas pengamat politik dari Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) Sukardi Rinakit dalam dialog soal Demokrat bersama politisi Demokrat Denny Kailimang, Ruhut Sitompul, pakar hukum tata negara Irman Putrasidin di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (21/6/2012).
Menurut Sukardi, kalau sampai September 2012 nanti soliditas PD tidak selesai, maka partai ini akan sulit menentukan arah. Untuk itu harus bisa diseleaikan secara politik agar PD aman dan suaranya akan stabil. “Tapi, kalau tidak, perolehan suara PD bisa di bawah 10 persen. Ini fakta politik yang harus segera direspon, jangan dibiarkan," tambah Sukardi.
Solusinya sebenarnya sederhana saja, yaitu PD cukup melakukan konsolidasi internal. Namun, Pak SBY juga harus mengambil sikap tegas secara politik. "Sejauh SBY tidak turun tangan, dan persoalan berkepanjangan, maka akan makin sulit bagi Demokrat. Jadi, yang akan menentukan adalah konsolidasi internal dan politik internal juga harus diselesaikan," tambah Sukardi.
Mengapa? Sebab kata Sukardi, kalau harus menunggu penyelesaian hukum, itu akan sangat berlarut-larut. "Belum tentu setelah Anas Urbaningrum dijadikan tersangka, suara Demokrat tetap 10 persen. Untuk itu, saya hitung 1,5 tahun sebelum pemilu 2014, yaitu September harus beres. Itu waktu pendek. Lewat dari itu maka akan makin sulit bagi Demokrat," ujarnya mengingatkan.
Sebelumnya dalam survei IndoBarometer yang dirilis Kamis (7/6) lalu, menunjukkan pemilih muda di bawah usia 30 tahun ternyata lebih memilih Partai Golkar. Setelah Golkar, ada PDI Perjuangan, Gerindra, disusul Demokrat. Survei itu dilakukan pada 8-19 Mei 2012 di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan responden 1.200 orang.  Golkar di urutan pertama dengan memperoleh 16,8 persen, PDI Perjuangan 13,7 persen, Gerindra 9,8 persen, dan Demokrat 4 persen.
Dan, berdasarkan survei Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) yang dirilis Rabu (6/6) lalu itu, juga diketahui elektabilitas Partai Gerindra berada di urutan ke-4 dengan perolehan suara 10,5 persen,  Golkar 23 persen, PDIP 19,6 persen, Demokrat 10,7 persen, PKS 6,9 persen, NasDem 4,8 persen, PPP 3 persen, Hanura 2,7 persen, PAN 2,2 persen, dan PKB 2 persen. Partai-partai lain di luar itu mendapat angka di bawah 1 persen.