Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Waspada Mutasi Virus Corona dari India
Oleh : Opini
Jum\'at | 30-04-2021 | 14:52 WIB
A-PASIEN-INDIA-MENINGGAL_jpg2.jpg Honda-Batam
Pasien covid-19 di India yang meninggal dunia sebelum dilakukan pembakaran. (Foto: Ist)

Oleh Dodik Prasetyo

VIRUS Corona yang bermutasi di India sudah masuk ke Indonesia. Masyarakat diminta untuk lebih waspada, karena jangan sampai terkena virus tipe ini yang jauh lebih ganas. Tetaplah jaga imunitas, higenitas, dan patuhi protokol kesehatan. Tujuannya agar kita tidak terkena virus covid-19 dari varian apapun.

Saat pandemi belum usai, muncul berita mutasi ganda virus corona di India, pasca upacara ritual mandi bersama di sungai Gangga yang tidak mematuhi protokol kesehatan, para korban berguguran. Mutasi ganda mengakibatkan virus ini jauh lebih menular. Naiknya jumlah pasien covid di negeri hindustan membuatnya dijuluki sebagai tsunami corona, saking banyaknya pasien.

Menurut dokter Dyah Novita Anggraini, mutasi ganda terjadi karena ada 2 mutasi sekaligus pada 2 tempat yang berbeda, pada virus yang sama. Mutasi ganda ini dinamakan E48Q dan L452R terjadi di area utama protein spike virus. Sedangkan protein spike adalah bagan virus yang bertugas menyerang tubuh manusia, sehingga virus jenis ini lebih berbahaya dariapada corona biasa.

Berita buruknya, mutasi virus corona ini telah sampai di Indonesia, karena ada warga negara India yang terlanjur masuk via bandara. Meski mereka telah dideportasi, tetapi ada kemungkinan mutasi virus ini bisa menyebar. Apalagi situasi bandara yang ramai dan ketika ada yang lalai tidak memakai masker, bisa tertular dari mereka.

Mutasi virus corona diklaim lebih berbahaya karena 2 kali lebih menular, tak heran disebut dengan mutasi ganda. Dokter S Chandra menerangkan bahwa gejala jika terkena virus covid-19 tipe ini adalah diare, tangan dan kaki berwarna kebiruan, ruam, sakit perut, dan brain fog. Jadi ketika Anda terkena salah satu gejala ini, segera periksakan diri ke dokter.

Jangan malah takut ke Rumah Sakit karena takut tertular corona. Justru setelah bertemu dengan dokter dan dites swab, kita bisa tahu apakah terkena virus covid-19 (dari varian manapun). Jika hanya isolasi mandiri, akan kurang maksimal, karena tidak mengkonsumsi obat yang bisa menekan penyebaran virus ke seluruh tubuh.

Pengobatan pada virus corona hasil mutasi harus segera dilakukan, karena ia beraksi jauh lebih ganas dan menyebabkan kematian. Apalagi virus ini tidak terdeteksi di tes PCR, harus tes swab antigen yang hasilnya lebih akurat. Lebih baik Anda berkorban uang lebih banyak untuk melakukan tes swab, daripada menderita karena corona jenis baru ini.

Kali ini kita benar-benar melakukan pepatah lama 'lebih baik mencegah daripada mengobati'. Jangan pernah lupakan protokol kesehatan seperti rajin cuci tangan atau menyemprot dengan hand sanitizer, menjaga jarak minimal 2 meter, dan memakai masker. Belilah masker disposable sekaligus beberapa lusin, jika tidak sempat mencuci masker kain.

Masker ini bisa juga dibawa saat perjalanan, sehingga saat ada teman atau orang lain yang tak pakai masker, Anda bisa menawarkan sehelai padanya. Dengan pemberian sederhana ini, Anda sudah berusaha memutus mata rantai penyebaran corona. Karena menurut dokter Reisa Brotoasmoro, efektivitas penggunaan masker baru terjadi ketika minimal 75% orang di 1 tempat memakai masker.

Selain itu, tetaplah jaga higienitas tubuh dan lingkungan, baik di dalam maupun luar rumah. imunitas juga wajib ditingkatkan dengan mengkonsumsi air mineral (tetap 8 gelas sehari walau di bulan puasa), makan buah dan sayuran, dan berolahraga ringan minimal seminggu sekali.

Kita harus lebih meningkatkan imunitas dan kedisiplinna dalam menaati protokol kesehatan, karena mutasi virus corona dari India sudah masuk ke Indonesia. jangan kendor sedikitpun dan melupakan masker, walau sudah diinjeksi vaksin corona. Ingatlah bahwa pandemi belum berakhir dan mencegah lebih baik daripada mengobati.*

Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini Jakarta