Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Fungsi Intermediasi Perbankan Kepri Membaik
Oleh : Andri Arianto
Kamis | 10-02-2011 | 11:01 WIB
BI_Batam.jpg Honda-Batam

Kantor Bank Indonesia (KBI) Batam. Foto: Istimewa

Batam, batamtoday - Kantor Bank Indonesia (KBI) Batam merilis perkembangan fungsi intermediasi perbankan dalam pembiayaan di Provinsi Kepri semakin membaik. Kondisi itu ditunjukan dengan peningkatan rasio pinjaman terhadap penghimpunan dana atau Loan Deposit Ratio (LDR) yang pada Desember 2010 tercatat sebesar 72,2 persen dibanding dengan LDR tahun 2009 yang tercatat sebesar 70,8 persen.

Pimpinan Bank Indonesia Batam, Elang Tri Pramono kepada batamtoday, Kamis. 10 Februari 2011 mengungkapkan tingginya pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan permintaan untuk membiayai pertumbuhan ekonomi yang tumbuh lebih tinggi daripada tahun 2009, serta adanya penurunan  bunga kredit.

Dari sisi kegiatan usaha, total asset perbankan di Provinsi Kepri pada akhir tahun 2010 meningkat sebesar Rp 4,6 triliun atau sebesar 20,1 persen menjadi sebesar RP 27,7 triliun. Sementara dana yang dihimpun naik Rp 3,8 triliun atau sebesar 21 persen menjadi sebesar Rp 21,9 triliun.

"Kinerja penyaluran kredit memang naik dengan jumlah penambahan outstanding kredit sebesar 14,7 persen dengan total Rp 15,9 triliun pada akhir tahun 2010," demikian dikemukakan Elang.

Dikatakannya, peran perbankan sebagai sumber pembiayaan memegang peranan pendting dalam pembangunan ekonomi daerah. Indikasi penguat tercermin dengan melihat jaringan kantor , dana yang berhasil dihimpun diakhir tahun 2010 dan nilai kredit yang disalurkan.

Meski begitu, Elang mengungkapkan perlu adanya perhatian pihak perbankan regional Provinsi Kepri untuk jeli terhadap adanya tendensi kenaikan rasio kredit  meski saat ini masih terbilang relatif kecil dan masih di bawah target indikatif BI sebesar 5 persen. KBI mencatat rasio Non Performing Loans (NPLs) perbankan pada akhir tahun 2010 mengalami kenaikan dari 2,62 persen di akhir tahun 2009 menjadi sebesar 2,76 persen, dimana sebagian besar di sumbang oleh sektor perdagangan, pengangkutan dan jasa-jasa dunia usaha.