Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

KSAD Tegaskan Vaksin Nusantara Bukan untuk Dikomersilkan
Oleh : Redaksi
Kamis | 22-04-2021 | 09:40 WIB
Andika-Perkasa1.jpg Honda-Batam
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan vaksin Nusantara yang tengah diteliti di RSPAD Gatot Soebroto tak akan dikomersilkan dan diproduksi secara massal.

"Kami porsinya bukan ke situ, kami porsinya hanya membantu penelitian. Kita tidak ada hubungannya dengan komersialisasi maupun rencana-rencana produksi (massal)," kata Andika dalam program Mata Najwa yang disiarkan langsung di Trans 7, Rabu (21/4/2021) malam.

Andika mengatakan TNI AD mendukung penelitian vaksin Nusantara ini lantaran tim peneliti yang digawangi mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menghubungi RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

Menurutnya, RSPAD sanggup terlibat karena memiliki fasilitas dan pengalaman. Di rumah sakit yang pernah dipimpin Terawan itu terdapat unit Indonesian Army Cells Cure Centre (JCCC) yang melakukan terapi seluler terapan dan small molecule.

Sejak 2017, kata Andika, unit ini telah melakukan pengadaan teknologi dari Jerman. Selain itu, JCCC telah menangani lebih dari 200 kasus.

"Peran kami punya fasilitas dan kami diminta, ya kami siap. Kenapa tidak mendukung sebuah penelitian untuk mendapatkan temuan baru?" kata Andika.

Ketika ditanya apakah setelah adanya Memorandum of Understanding (MoU) antara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), TNI AD, dan Kemenkes beberapa waktu lalu program penelitian ini akan menjadi milik TNI AD, Andika tidak menjawab dengan tegas.

Ia hanya mengatakan penelitian tersebut masih jauh dari kata selesai. Andika kemudian menuturkan perkembangan terkini penelitian tersebut.

Menurutnya, pada Rabu (21/4/2021) pagi, tim peneliti telah memaparkan rencana detail penelitian kepada komite etik RSPAD. Paparan tersebut sedang disempurnakan untuk kemudian dilaporkan hari ini

"Akan kita komunikasikan dengan Kementerian Kesehatan sebagai supervisor dari penelitian ini," ujarnya.

Jenderal bintang empat itu menyebut saat ini pihaknya tak mengajak pihak-pihak swasta dan asing yang pernah terlibat dalam fase awal penelitian vaksin Nusantara. Namun, ia tak mempermasalahkan jika pihak-pihak tersebut akan bergabung kembali.

Sementara itu, mengenai pendanaan penelitian ini, Andika mengatakan pihaknya siap membantu selama anggaran tersebut masih dalam batas kemampuan RSPAD.

"Bahkan walaupun kami harus mengeluarkan anggaran selama itu dalam batas kemampuan kami akan siap," katanya.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha