Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menkeu: Aparat BC Nakal Harus Dihukum
Oleh : Andri Arianto
Kamis | 10-02-2011 | 10:34 WIB
kinerja_BC.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Kinerja - Aparat Bea dan Cukai tampak berjaga-jaga di tumpukan karung-karung yang memuat pakaian bekas saat diamankan di perairan Karimun.(foto:ist)

Jakarta, batamtoday - Menteri Keuangan, Agus D.W.Martodojo menegaskan kepada seluruh aparat Bea dan Cukai (BC) untuk menjalankan tugas dengan penuh kedisiplinan dan proaktif, jika tidak ingin kena sanksi pemecatan.

Penegasan tersebut dikemukakannya setelah menindak lanjuti laporan masyarakat terhadap adanya indikasi aparat BC yang terlibat "Main Mata" secara langsung maupun tidak langsung di wilayah tanah air dengan pihak-pihak yang melakukan aksi penyelundupan.

"Bagi masyarakat yang mengetahui indikasi itu segera laporkan ke kementerian keuangan untuk ditindak lanjuti," tegas Agus usai inspeksi mendadak ke Kantor Pelayanan  Utama dan Pelabuhan Kontainer Tanjung Priok, Jakarta, Kamis 10 Februari 2011.

Dikatakannya, Kemenkeu akan terus melakukan pengawasan kinerja aparat BC dan bila didapati informasi masyarakat yang tidak ditindaklanjuti, maka Agus mengancam akan mengenakan hukuman disiplin.

Untuk itu kedisiplinan dan konsistensi dari para aparat DJBC harus dijaga agar tidak mudah dikelabui oleh para importir nakal. Menurutnya, kinerja dan supervisi harus terus ditingkatkan dengan menindak tegas aksi penyelundupan dan penyimpangan. Terlebih dalam dua bulan pertama tahun ini sudah ditemukan sejumlah aksi penyelundupan barang ilegal antara lain, dua kontainer Black Berry, 70 kontainer daging dan dua kontainer minuman keras.

“Untuk impor daging, itu belum masuk di wilayah kewenangan DJBC, itu masih di wilayah Balai Karantina Kementerian Pertanian. Tapi kami sudah melihat bahwa ada 70 kontainer daging yang  masuk Indonesia. Padahal dapat diduga tidak disertai dengan satu surat yang resmi untuk melakukan pengiriman daging ke sini." kata Agus.

Belajar dari pengalaman tahun lalu, lanjut Agus, Ditjen Peternakan Kementerian Pertanian telah menetapkan kuota impor daging untuk kebutuhan 2010 sebesar 76 ribu ton, meski realisasinya ternyata mencapai 120 ribu ton.

Di Batam, seperti diberitakan sebelumnya pihak Kantor Pelayanan BC Batam justru masih melakukan upaya menutup kasus penyelundupan handphone dengan tidak merilisnya ke publik. Saat itu, terkait dengan penyelundupan handphone yang terjadi pada tanggal 7 Januari 2011 dan 17 Januari 2011 yang terjadi di Bandara Hang Nadim Batam sesuai dengan pemberitaan batamtoday, Rabu 26 Januari 2011 terjadi selisih sebanyak 798 pieces.

Data yang diperoleh batamtoday dari narasumber petugas yang berada di bandara Hang Nadim Batam, penyeludupan yang terjadi pada Jumat, 7 Januari 2011 sebanyak 300 unit dan Sabtu, 17 Januari 2011 sebanyak 1.000 unit.

"Dengan begitu, saya menduga masih terjadi penggelapan oleh oknum-oknum BC Batam," kata sumber batamtoday di bandara Hang Nadim, yang menolak disebut  jatidirnya.

Bahkan atas penyelundupan tanggal 7 dan 17 Januari 2011 itu diperkuat dengan nota dinas nomor 010/D/1/2010 tertanggal 13 Januari 2011 dan nomor 019/DP/I/2011 dari Direktur Pengamanan BP Batam.

Namun sekali lagi pihak Bea Cukai Batam masih terus menyangkal pemberitaan dari batamtoday, dangan mengatakan pemberitaan itu tidak benar.

"Tidak benar itu, data yang benar berada di tangan kami," kata Susila.

"Kita harapkan kepada media agar mengkonfirmasi pemberitaan kepada kita, jangan dari narasumber lain," tambahnya.

Sementara itu, narasumber mengatakan Bea Cukai Batam kerap membohongi masyarakat dengan memberikan keterangan yang berbeda dengan fakta kepada wartawan, yang mencoba mengkonfirmasikan berbagai kasus penyeludupan yang ditangani pihak BC Batam.

"Bagaimana kita mau percaya, kalau ada selisih dari fakta yang ada dengan yang 'diomongkan'  BC. Saya tidak percaya dengan mereka. Dan kalu saya tidak percaya, itu bukan urusan saya, itu urusan BC Batam, kenapa mereka tidak lagi dipercayai masyarakat." tegas Bato, sumber batamtoday yang juga penjual handphone di kawasan Nagoya.

"Handphone, mah, masih kecil, mas, mobil mewah volkswagen aja mereka gelapkan," tegas sumber yang menyatakan siap dikonfrontir pada waktunya nanti.