Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BMKG Sebut Kedalaman Gempa Fukushima Jepang Capai 54 Km
Oleh : Redaksi
Minggu | 14-02-2021 | 16:04 WIB
gempa_ilustrasib1.jpg Honda-Batam
Ilustrasi gempa (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakata - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan hasil analisanya terhadap gempa magnitudo (M) 7,1 yang melanda Fukushima, Jepang. BMKG menyebut kedalaman sumber gempa mencapai 54 kilometer.

Meskipun tak berpotensi tsunami, guncangan hebat tetap terasa hingga perfektur Tokyo.

"Meskipun gempa ini berpusat di laut, tetapi karena kedalaman hiposenternya mendekati intermediate (menengah), yaitu sekitar 54 km, sehingga gempa ini tidak berpotensi tsunami. Karena magnitudo gempa yang cukup besar dengan hiposenternya yang relatif 'dalam' menyebabkan spektrum guncangan kuat yang ditimbulkan melanda wilayah yang luas mencapai Kota Tokyo," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangan tertulis, Minggu (14/2/2021).

Selain itu, Daryono menganggap gempa kali ini sebagai gempa susulan (aftershocks) dari gempa yang memicu tsunami dahsyat pada 11 Maret 2011 silam. Lebih lanjut ia menjelaskan di bagian slab lempeng yang ada sejak 2011 silam masih memendam medan tegangan.

"Setelah terjadi deformasi yang hebat di zona megathrust pada 11 maret 2011 tampaknya pada bagian slab lempeng yang menunjam lebih dalam, masih menyimpan medan tegangan yang terakumulasi dan belum rilis sehingga baru dilepaskan dalam bentuk gempa besar tadi malam," jelasnya.

"Aftershocks (gempa susulan) tidak dapat kita batasi secara sempit dalam waktu yang relatif singkat pasca gempa kuat, tetapi proses membangun kesetimbangan medan tegangan di zona gempa dapat memakan waktu yang cukup lama," lanjutnya.

Namun, Daryono tak heran jika gempa berkekuatan besar yang melanda Jepang ini hanya menimbulkan kerusakan ringan. Hal ini, sebut Daryono, dikarenakan bangunan di Jepang telah dirancang tahan guncangan.

"Saat terjadi gempa tadi malam, sistem peringatan dini gempa (earthquake early warning system - EEWS) yang dioperasikan di Jepang dapat bekerja dengan baik dengan tujuan untuk mengurangi risiko gempa baik untuk evakuasi dan respon instrumen," imbuhnya.

Editor: Surya