Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Antibodi Vaksin Covid-19 Terbentuk 2-3 Minggu, Tetap Patuhi Prokes
Oleh : Redaksi
Rabu | 27-01-2021 | 11:32 WIB
menkes-budi1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (CNN Indonesia)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan butuh waktu 2-3 pekan setelah suntikan kedua untuk mengetahui cara kerja vaksin Covid-19 asal perusahaan China, Sinovac, dalam membentuk antibodi atau kekebalan tubuh.

Hal itu ia sampaikan usai menerima suntikan dosis kedua vaksin Sinovac di Istana Negara bersama Presiden Joko Widodo dan sejumlah pejabat negara lainnya.

"Kita juga ingat, setelah suntikan kedua masih butuh waktu supaya antibodinya itu terbentuk 2-3 minggu. Setelah itu, Insyaallah risiko kita tertular lebih kecil. Sehingga supaya mereka tenaga kesehatan bisa bekerja lebih tenang," kata Budi dalam siaran langsung yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (27/1/2021).

Adapun dengan prosesi suntikan dosis vaksin kedua itu, Budi pun berharap agar tenaga kesehatan di seluruh penjuru tanah air tak lagi khawatir dan bersedia menjalani vaksinasi gratis program pemerintah dengan segera.

"Ini menunjukkan bahwa proses vaksinasi sudah selesai untuk batch pertama, dan bisa kita lakukan dalam waktu singkat," jelasnya.

Budi kembali mengingatkan agar masyarakat tetap patuh terhadap protokol kesehatan 3M yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, meski sudah menerima suntikan vaksin.

Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu menjelaskan pemerintah tidak mungkin bekerja sendiri, tanpa upaya kooperatif alias kerja sama dari masyarakat Indonesia.

"Saya pesan dua hal, pertama protokol kesehatan 3M. Itu harus seluruh rakyat bergerak bersama-sama, tidak mungkin sendiri bisa," ujarnya.

Budi sebelumnya telah menerima suntikan vaksinasi pertama pada 13 Januari. Selain Budi, ada sejumlah tokoh yang ikut vaksinasi saat itu. Beberapa di antaranya Ketua Umum IDI Daeng M. Faqih, dan aktor Raffi Ahmad.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha