Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kemendikbud Tetapkan 'Pandemi' sebagai KTI 2020
Oleh : Redaksi
Sabtu | 19-12-2020 | 18:24 WIB
endang-aminudin.jpg Honda-Batam
Kepala Badan Bahasa, Endang Aminudin Aziz. (Kemendikbud)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Sejak tahun 2019, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menetapkan kata paling popular. Tahun ini, Badan Bahasa menetapkan kata 'pandemi' sebagai Kata Tahun Ini (KTI) 2020.

Penetapan kata tersebut dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu daftar kata terpopuler menurut KBBI, kemunculan di Google Trends, penanda berbagai peristiwa, penggunaan kata dalam berbagai kalangan, dan keluasan distribusi bidang.

Kata pandemi merupakan kata yang tepat untuk dijadikan KTI 2020, baik dari segi popularitas, penggunaan, maupun distribusinya. Kata ini memiliki popularitas yang relatif tinggi sepanjang tahun 2020 dengan distribusi penggunaan di berbagai daerah, bidang ilmu, dan pemangku kepentingan yang luas.

"Kata yang dipilih sebagai KTI pada tahun 2020 adalah kata pandemi yang bermakna wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas dengan kelas kata nomina. Kita juga telah mempertimbangkan dengan beberapa kriteria yang ada," ungkap Kepala Badan Bahasa, Endang Aminudin Aziz, yang disampaikan pada taklimat media di Jakarta, Kamis (17/12/2020), demikian dikutip dalam siaran pers Kemendikbud RI.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Dora Amalia juga mengungkapkan, terdapat beberapa kandidat yang dipertimbangkan selain pandemi. "Kandidiat lainnya selain kata pandemi adalah 'daring', di mana daring juga merupakan kata yang paling disebut pada tahun ini. Tetapi kata 'daring' sudah terkenal dari 2019 dan kurang menggambarkan keadaan tahun ini," ujarnya.

Sebagai KTI, kata pandemi ini juga berpotensi untuk tetap bertahan digunakan karena beberapa hal berikut, (1) penggunaan istilah pandemi Covid-19 mencerminkan kondisi global sepanjang tahun 2020 hingga waktu yang belum dapat ditentukan; (2) artikel jurnal dan berita terkait pandemi cukup banyak beredar di masyarakat; dan (3) penetapan berbagai kebijakan yang berdampak pada perekonomian, pariwisata, jam kerja, izin usaha, dan sistem pembelajaran.

Terobosan Badan Bahasa di Masa Pandemi

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbud memiliki program dan layanan yang dapat diakses melalui laman Badan Bahasa yaitu Peta Bahasa, KBBI Daring, KBBI Luring Disabilitas Netra (Disnetra), Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Daring, Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Daring, laman Gerakan Literasi Nasional (GLN), Ensiklopedia Sastra Indonesia Daring, Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra, dan Data Pokok Kebahasaan dan Kesastraan. Selain itu, terdapat ratusan bahan bacaan literasi yang dapat diunduh secara gratis.

Keadaan pandemi saat ini secara tidak langsung mengubah pola kerja dan pola berkegiatan bagi banyak orang, termasuk di Badan Bahasa. Berbagai terobosan dilakukan oleh Badan Bahasa dengan bantuan teknologi digital untuk tetap melakukan pekerjaan sekaligus berkontribusi bagi masyarakat luas sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Bahasa.

Kegiatan-kegiatan tersebut adalah 1) diskusi daring perlindungan bahasa dan sastra sebanyak 12 kali pertemuan (Mei s.d. Desember 2020), 2) bedah buku Sastra (daring) sebanyak 13 kali pertemuan (Mei s.d. Oktober 2020); 3) bincang sastra (daring) sebanyak 5 kali pertemuan (Juni s.d. Juli 2020); 4) kelas daring Kebahasaan sebanyak 8 kali pertemuan (Mei s.d. Juli 2020); 5) kuliah daring kritik sastra sebanyak 4 kali pertemuan (Juli s.d. September 2020); serta 6) webinar penerjemahan dan penjurubahasaan sebanyak 4 kali pertemuan (1 s.d. 22 Oktober 2020).

Selain itu, sejak 1 Oktober hingga 28 Oktober 2020, Badan Bahasa telah menyelenggarakan berbagai kegiatan, baik di pusat maupun di balai dan kantor bahasa di 30 provinsi untuk menyambut Bulan Bahasa dan Sastra. Kegiatan itu berupa berbagai lomba (perseorangan atau kelompok), gelar wicara dengan berbagai tema, diskusi yang meningkatkan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia, dan pertunjukan-pertunjukan kesastraan agar masyarakat mengetahui lebih jelas kreativitas yang disuguhkan oleh balai dan kantor bahasa dari Sabang sampai Merauke.

Berdasarkan jumlah peserta, dari 17 kegiatan yang diselenggarakan, tercatat 11.036 pendaftar, 9667 peserta, dan 1.096.073 penonton. Sementara itu, kegiatan 'Menjalin Indonesia' yang disiarkan melalui kanal YouTube balai/kantor bahasa atau kehadiran langsung telah disaksikan oleh lebih dari 30.000 orang.

Badan Bahasa juga mengadakan festival lomba Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) bertajuk Festival Handai Indonesia yang diikuti 30 negara. Festival itu terbagi atas tujuh perlombaan, yaitu 1) lomba bercerita, 2) lomba berpidato, 3) lomba bernyanyi, 4) lomba berdeklamasi, 5) lomba bermain peran, 6) lomba berkomedi tunggal, 7) lomba membawakan reportase.

Tidak hanya itu, untuk mewujudkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional, Badan Bahasa telah mengirimkan pengajar BIPA ke berbagai negara. Terrcatat, Badan Bahasa telah mengirimkan 221 penugasan di 23 negara, 89 lembaga, dan 8854 pemelajar. Pengajaran BIPA dilaksanakan secara langsung atau penugasan lokal dan pemelajaran daring.

Pada tahun ini, Badan Bahasa telah menciptakan produk literasi yaitu 15 judul buku novelet bertema ASEAN, 15 Judul bertema toleransi, 30 judul komik, dan panduan penulisan. Produk lain yang sudah diterbitkan Badan Bahasa dalam literasi adalah layanan laman buku digital yaitu budi.kemdikbud.go.id.

"Laman tersebut berisi buku-buku digital yang dapat diakses oleh masyarakat dan dapat diunduh secara bebas. Tidak hanya itu kami juga menyediakan buku audio untuk disabilitas netra, Badan Bahasa selalu berusaha untuk membuat produk yang inklusif," tutur Kepala Badan Bahasa.

Pengembangan produk Badan Bahasa yang dilakukan pada tahun ini adalah Uji Kemahiran Bahasa Indonesia Multistage Adaptive (UKBI MSAT). UKBI MSAT merupakan generasi mutakhir dari UKBI berbasis internet, sebagaimana karakter tes berbasis MSAT, UKBI MSAT juga dirancang dalam bentuk modul.

"Pengembangan awalnya terdapat tiga modul, yaitu Modul Mendengarkan, Modul Merespons Kaidah, dan Modul Membaca. Setiap modul mencakupi empat teslet yang terbagi atas teslet sintas, sosial, vokasional, dan akademik serta disajikan dalam jalur panel pengujian," jelas Endang.

Melalui UKBI MSAT penutur bahasa Indonesia dengan performa apa pun dapat dipotret kemahirannya dengan efisien. Peserta uji akan mendapatkan jumlah soal yang sesuai dengan estimasi kemampuan yang dipotret oleh sistem MSAT.

Pada 1 Desember 2020 lalu, Badan Bahasa bekerja sama dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 telah meluncurkan buku Pedoman Perubahan Perilaku dalam 77 Bahasa Daerah. Penggunaan bahasa daerah pada buku itu diharapkan dapat memudahkan pemahaman dan penerapan pedoman perubahan perilaku yang berkaitan dengan protokol kesehatan 3 M oleh masyarakat di masing-masing daerah.

Editor: Gokli