Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menepis Keresahan Soal Vaksin Covid-19
Oleh : Opini
Kamis | 12-11-2020 | 15:04 WIB
A-VAKSIN-CORONA2.jpg Honda-Batam
Ilustrasi vaksin corona. (Foto: Ist)

Oleh Dodik Prasetyo

KITA sudah lelah sekali menghadapi masa pandemi dan pemberitaan tentang vaksin yang sudah ditemukan menjadi harapan baru. Meskipun belum jelas kapan akan datang di Indonesia, namun diharap jangan percaya pada hoax yang simpang siur, utamanya tentang Covid-19. Masyarakat pun diimbau untuk terus merujuk informasi dari sumber resmi Pemerintah.

Ketika vaksin corona sudah ditemukan, masyarakat heboh dan ingin segera disuntik. Namun mereka ada yang agak kecewa karena vaksin ini belum masuk ke Indonesia. Karena sesungguhnya banyak orang yang stress, bahkan jelang depresi, saat pandemi covid-19. Tak heran mereka ingin segera diimunisasi agar pandemi lekas berakhir dan bisa bebas seperti dulu kala.

 

Menanggapi hal itu, Juru bicara Tim Satgas Covd Dokter Wiku Adisasmito meminta masyarakat untuk sabar menunggu datangnya vaksin corona. Pemerintah sedang mempersiapkan roadmap berupa prioritas pemberian vaksin, jadwal imunisasi, distribusi dan alurnya, dan sebagainya. Karena saat ini vaksin masih dalam tahap uji klinis 3, jadi harap bersabar.

Distribusi vaksin diatur agar bisa menjangkau ke seluruh Indonesia. Dokter Wku melanjutkan, pemberian vaksin diprioritaskan ke wilayah yang paling banyak memilki pasien corona alias zona merah. Dalam artian, bagi masyarakat yang tinggal di luar pulau Jawa jangan khawatir, karena akan diberi imunisasi corona juga secara merata.

Dokter Wiku juga menghimbau agar masyarakat tidak 100% percaya pada berita yang simpang siur tentang vaksin corona. Tunggu saja tanggal mainnya dan pasti vaksin tersebut akan datang ke Indonesia. Sambil menunggu jadwal imunisasi corona, jangan sampai lengah. Tetaplah patuhi protokol kesehatan agar terhindar dari bahaya virus covid-19.

Jangan malah mentang-mentang akan ada vaksin corona malah meremehkan protokol dan lupa ingat pesan ibu. Kita masih wajib melakukan 3M: memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Justru kewaspadaan harus makin ditingkatkan dan jangan sampai kendor. Jaga kebersihan dan imunitas tubuh, agar tidak ada lagi yang tertular corona.

Masyarakat tetap diminta untuk jaga jarak dan jangan malah nekat menyelenggarakan pesta, arisan, atau acara lain yang mengudnang banyak orang. Pahamilah bahwa kita masih dalam masa pandemi. Jangan malah mengundang corona masuk ke dalam lingkungan keluarga dan selalu taati aturan dari pemerintah.

Masyarakat juga jangan sampai nekat mencari vaksin sendiri karena tidak sabar akan datangnya imunisasi resmi dari pemerintah. Jika ada pihak yang mengklaim punya vaksin covid-19 dan menawarkannya lewat internet, jangan percaya. Karena bisa jadi vaksin tersebut palsu. Walau diklaim bahwa isinya sudah valid, namun kita tak tahu apa yang dimasukkan dalam ampul.

Jika nekat mencari vaksin sendiri bahkan menyuntikannya sendiri, malah fatal akibatnya. bisa jadi vaksin palsu tersebut mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh. Apalagi ketika Anda punya penyakit bawaan, bisa mengalami kontra dengan isinya dan malah harus dilarikan ke Rumah Sakit.

Sabarlah menunggu dan pasti pemerintah akan memberikan imunisasi corona bagi seluruh rakyatnya. Meskipun yang diprioritaskan untuk disuntik adalah tenaga medis, namun bukan berati pemerintah tidak adil. Karena faktanya para dokter dan tenaga kesehatan lain yang paling punya resiko besar untuk terkena corona dari pasien.

Vaksin pasti akan dibagikan dan jangan percaya ketika ada iming-iming imunisasi gratis. Atau menawarkan vaksin dengan syarat harus memilihnya dalam pilkada. Ini adalah kampanye paling gila. Hal semacam ini yang akan merusak kesucian pemilu dan segera laporkan ke KPU.

Masyarakat diminta sabar menanti datangnya vaksin corona dan ikuti alur yang diberikan oleh pemerintah. Nanti semua akan mendapatkannya, dan jangan gelisah lalu marah-marah. Jangan pula kena bujuk oknum yang mengklaim punya vaksin, karena bisa jadi isinya hanya obat palsu.*

Penulis aktif dalam Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSIS) Jakarta